Sejarah Negara Suriname, Masyarakat Majemuk yang Tidak Diinginkan
Untuk mendapatkan tenaga kerja pertanian dan perkebunan di Suriname perlu mendapatkan budak dan pekerja kontrak dari berbagai negara. Akhirnya wilayah ini hidup masyarakat dari berbagai bangsa yang bertutur dalam mereka sendiri, sesuatu yang tidak diinginkan oleh Belanda.
Untuk mendapatkan tenaga kerja pertanian dan perkebunan di Suriname perlu mendapatkan budak dan pekerja kontrak dari berbagai negara. Akhirnya wilayah ini hidup masyarakat dari berbagai bangsa yang bertutur dalam mereka sendiri, sesuatu yang tidak diinginkan oleh Belanda.
Setelah berkarier di dunia bisnis, Harvey Naarendorp (1940) yang dikenal sebagai diplomat baru aktif berpolitik di usia lanjut. Setelah pengambilalihan kekuasaan pada tahun 1980, ia terlibat dalam pemerintahan baru di bawah Desi Bouterse.
Empat puluh tahun kemudian, dalam buku De Onbedoelde Samenleving, Naarendorp menceritakan kepada jurnalis Belanda, Jan Thielen, apa yang terjadi di balik layar. Ia menjelaskan visinya tentang Suriname. Dengan melakukan hal ini, ia menyoroti periode penuh gejolak yang masih relevan di Den Haag dan Paramaribo.
Jan Thielen kemudian menceritakan kembali apa yang dikemukakan Naarendorp melalui buku De Onbedoelde Samenleving atau Masyarakat yang tidak diinginkan.
Pada 1960-an dan 1970-an, Belanda memutuskan untuk mendatangkan pekerja dari tempat lain. Ribuan pekerja tamu datang, sebagian besar dari Turki dan Maroko. Tujuan utamanya, menjaga bisnis tetap berjalan, tercapai.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya