Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Suriname

Perlakuan Kejam Kepada Para Budak

Foto : afp/ Patrick FORT
A   A   A   Pengaturan Font

Sejak dibukanya lahan pertanian dan perkebunan, Suriname wilayah aslinya, yang selama berabad-abad hanya dihuni oleh masyarakat adat, kini telah menjadi masyarakat minoritas yang dijalankan oleh pemukim kulit putih dengan ribuan orang Afrika sebagai budaknya.

Sejak dibukanya lahan pertanian dan perkebunan, Suriname wilayah aslinya, yang selama berabad-abad hanya dihuni oleh masyarakat adat, kini telah menjadi masyarakat minoritas yang dijalankan oleh pemukim kulit putih dengan ribuan orang Afrika sebagai budaknya. Kemunduran wilayah tersebut menyebabkan pengambilalihan singkat oleh Inggris.

Kurangnya minat terhadap kawasan ini ada kaitannya dengan perkembangan di Hindia Belanda atau Indonesia kini. Hal ini menjadi lebih menarik bagi Belanda karena lebih banyak wilayah yang ditaklukkan, dan jumlah penduduk yang bandel jauh lebih sedikit.

Namun di Suriname, pihak-pihak berkepentingan lain dari Eropa juga datang pada saat itu, melihat adanya uang dan peluang dalam kegiatan pertanian di perkebunan. Baru pada saat itulah Belanda menyadari perlunya secara resmi menggabungkan wilayah tersebut, dengan jalur sempit subur di pantai, sebagai koloni dan menempatkannya di bawah administrasi negara Belanda.

Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja, aliran budak terus berlanjut seiring dengan bertambahnya jumlah perkebunan. Bahkan ketika perbudakan tidak lagi diterima secara moral di seluruh Eropa dan dihapuskan mereka terus didatangkan.

Ketika Belanda juga harus menerima hal ini pada mulai masuk pekerja kontrak didatangkan dari India, mengikuti contoh Inggris. Kapal pertama yang membawa umat Hindustan dari India tiba pada 1873, tahun yang sama ketika perbudakan akhirnya dilarang.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top