Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Sejarah 9 Desember: Pembantaian Rawagede Jadi Saksi Kekejaman Belanda

Foto : Dok. Asia Times

Ilustrasi kekejaman pasukan Belanda terhadap pejuang kemerdekaan Indonesia.

A   A   A   Pengaturan Font

Pada tahun itu, Belanda memang mulai mencurigai langkah pasukan Republik Indonesia yang menjadikan banyak desa sebagai basis gerilya, tak terkecuali Desa Rawagede. Desa ini bahkan dianggap Belanda mendukung perjuangan mengusir Belanda, yang saat itu ingin kembali menguasai Indonesia setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II.

Pagi itu, 9 Desember 1947 terasa sangat berbeda dari hari biasanya. Sekitar pukul 04.00, 300 pasukan Belanda di bawah pimpinan Alphons Wijman telah mengepung dan menggeledah setiap rumah di Desa Rawagede untuk mencari Kapten Lukas Kustario.

Tak kunjung menemukan sang pejuang kemerdekaan, Belanda pun mengumpulkan seluruh laki-laki di tanah lapang untuk ditanya mengenai keberadaan Lukas. Satu persatu warga Rawagede ditanyakan sembari ditodong pistol oleh tentara Belanda.

Geram karena tak ada satupun penduduk yang memberitahukan keberadaan Lukas, pemimpin tentara Belanda memerintahkan menembak mati semua penduduk laki-laki, mulai dari usia remaja hingga dewasa.

Tak lama setelahnya, tangisan dari para wanita yang kehilangan suaminya, anaknya, hingga kerabatnya pecah seiring darah yang terus mengalir di Rawagede.
Halaman Selanjutnya....


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top