Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Sedang Disorot Gegara Patung, Ini Sejarah Lahirnya Kostrad, Pasukan Pemukul yang Berjasa Tumpas G30S PKI

Foto : Istimewa

Pasukan Kostrad.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Nama Kostrad, satuan pasukan pemukul terbesar TNI ini sedang jadi sorotan. Gegaranya soal tiga patung diorama yang ada di Markas Kostrad. Tiga patung yakni patung Mayjen Soeharto, Jenderal Abdul Haris Nasution dan Kolonel Sarwo Edhie Wibowo disebut mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo tak ada lagi di markas Kostrad.

Padahal tiga patung itu menggambarkan bagaimana peran tiga perwira di tahun 1965 dalam menumpas pemberontakan G30S PKI. Raibnya tiga patung itu membuat Gatot yang juga mantan Pangkostrad menyimpulkan jika ada indikasi paham komunis telah menyusup ke tubuh TNI.

Pernyataan Gatot soal penyusupan paham komunis di tubuh TNI itu pun mendapat reaksi keras dari Pangkostrad saat ini, Letjen Dudung Abdurachman. Lewat pernyataan resminya, Letjen Dudung mengungkapkan jika tiga patung itu diminta kembali oleh penggagasnya yakni Letjen Purn AY Nasution yang juga mantan Pangkostrad.

Jadi, tak benar jika raibnya tiga patung itu jadi bukti, TNI khususnya Kostrad telah disusupi paham komunis. Bahkan, Letjen Dudung minta, Gatot sebelum mengeluarkan tudingan, baiknya minta klarifikasi dulu ke Kostrad.

Sejarah sendiri mencatat, Kostrad berperan penting dalam menumpas gerakan 30 September pimpinan Letkol Untung Sutopo. Saat itu Kostrad dipimpin oleh Mayjen Soeharto yang kelak kemudian jadi Presiden RI. Berikut sekelumit sejarah lahirnya Kostrad, pasukan pemukul terbesar TNI.

Mengutip Majalah Angkasa Edisi 2009 Kostrad Pasukan Pemukul Terbesar, Kostrad lahir pada 6 Maret 1961. Ketika itu namanya bukan Kostrad. Tapi Korps Tentara Ke-1/Cadangan Umum Angkatan Darat (Korra I/Caduad). Korps pasukan ini lahir berdasarkan Surat Keputusan Men/Pangad Nomor : Mk/KPTS 54/3/1961 tanggal 6 Maret 1961.

Pimpinan TNI AD saat itu ingin memiliki sebuah satuan cadangan strategis yang bisa dikerahkan kapan saja atau bersifat mobil. Dan punya kemampuan operasional lintas udara yang siap diterjunkan di seluruh wilayah Indonesia.

Sebagai kekuatan inti, awalnya hanya satu divisi yakni Divisi Infanteri -1 Korra I/Caduad. Komandan pertamanya tidak lain adalah Pak Harto (Soeharto) yang ketika itu berpangkat Brigadir Jenderal alias jenderal bintang satu.

Ketika digelar operasi Trikora di bawah komando Mandala untuk membebaskan Irian Barat dari cengkraman Belanda, Kostrad yang ketika itu masih bernama Korra I/Caduad salah satu tulang punggung kekuatan. Ikut diterjunkan ke Irian.

Baru pada tanggal 15 Agustus 1963, Korra I/Caduad resmi berubah nama. Satuan ini resmi menjadi Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat atau Kostrad berdasarkan Surat Keputusan Men/Pangad Nomor : KPTS-178/2/1963 tanggal 19 Februari 1963. Panglimanya, tetap Pak Harto.

Seperti diketahui sejarah mencatat, pada tahun 1965, meletus peristiwa yang dikenal dengan sebutan G30S PKI. Pak Harto yang ketika itu jadi Pangkostrad, tampil jadi orang nomor satu di Angkatan Darat menggantikan Jenderal Ahmad Yani yang ikut terbunuh bersama lima jenderal lainnya dalam peristiwa 1965.

Sejarah juga mencatat, setelah menerima Surat Perintah 11 Maret yang dikenal dengan nama Supersemar, Pak Harto melakukan konsolidasi kekuatan, menumpas pemberontakan dan membubarkan PKI yang dianggap jadi dalang peristiwa G30S PKI.

Dengan berbekal Supersemar pula, Pak Harto berhasil mengendalikan situasi keamanan dan ketertiban. Sejak saat itu, pamor Pak Harto mencorong. Bahkan perlahan, menggerogoti pamor Bung Karno yang mulai meredup pasca peristiwa G30S PKI.

Akhirnya, sejarah mencatat, Pak Harto menggantikan Bung Karno sebagai Presiden. Maka, Pak Harto pun jadi Panglima Kostrad pertama yang sukses Presiden. Setelah itu, jejak Pak Harto diikuti oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang juga alumni Kostrad.

Namun meski sama-sama pensiunan bintang empat, SBY tidak pernah jadi Pangkostrad. Yang pernah jadi Pangkostrad, antara lain, Wiranto, mantan Panglima TNI dan eks Menko Polhukam, Ryamizard Ryacudu, mantan Menteri Pertahanan dan Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan saat ini. Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo juga alumni Kostrad. Saat ini yang jadi Pangkostrad adalah Letjen Dudung Abdurachman.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top