Sebut KKB Kelompok Kecil, Panglima TNI: Jangan Dibesar-besarkan, Mereka Kayak Preman
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono
Sementara itu, menurut Yudo, KKB yang menyandera pilot maskapai Susi Air, Philips mark Methrtens tak bisa diserang secara militer. Ia mengatakan, proses pembebeasan masih mengutamakan upaya persuasif.
"TNI masih berupaya bersama dengan Polri. Ini adalah penegakan hukum, tidak langsung operasi militer. Hal ini tentunya tetap mengedepankan penegakan hukum. Karena ini orang asing yang disandera KKB, tetap diupayakan dengan cara-cara persuasif," ujar Yudo.
Yudo menambahkan, upaya persuasif diambil dengan mengedepankan perang pemerintah daerah setempat, tokoh adat, dan tokoh masyarakat. Menurutnya, sejauh ini Pj Bupati Nduga Namia Gwijangge bersama tokoh adat, serta tokoh masyarakat telah melakukan negosiasi sambil memberikan pengamanan kepada masyarakat di daerah tempat penyanderaan tersebut.
"Kita harus melaksanakan dengan negosiasi. TNI utamakan tokoh-tokoh daerah dan tokoh masyarakat. TNI tidak bisa selesaikan masalah ini dengan cara militer karena ini dalam situasi damai, dan di Papua ini ada masyarakatnya juga. Jangan sampai masyarakat ini terdampak," ucapnya.
Lebih lanjut, Yudo memastikan tak ada penambahan pasukan yang dikirim untuk melakukan penindakan terhadap KKB pimpinan Egianus Kogoya.
"TNI tidak mengerahkan pasukan. Itu kemarin pergantian pasukan yang sudah ada di sana yang memang ditugaskan di sana," kata Yudo.
Editor : Fiter Bagus
Komentar
()Muat lainnya