Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Science Film Festival Dorong Siswa Peduli Lingkungan

Foto : istimewa

250 peserta didik menonton film bertema lingkungan dalam acara Science Film Festival (SFF) 2024 di Jakarta, Selasa (15/10).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Science Film Festival (SFF) kembali hadir di Indonesia dalam edisi ke-15, menjangkau siswa-siswi SD sampai SMA di 100 kabupaten/kota. Tahun ini, festival menyoroti tema "Emisi Nol Bersih dan Ekonomi Sirkular" melalui film-film internasional dan sejumlah eksperimen sains yang menyenangkan.

Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hilmar Farid, menyampaikan bahwa tema tahun ini sangat mencerminkan pentingnya budaya di zaman kita. Menurutnya, mengatasi perubahan iklim dan menerapkan praktik berkelanjutan bukan hanya tantangan ilmiah atau ekonomi, namun pada dasarnya adalah budaya.

"Nilai-nilai dan praktik budaya kita membentuk cara kita berinteraksi dengan lingkungan dan satu sama lain," ujar Hilmar, di Jakarta, Selasa (15/10).

Dia menerangkan, pihaknya mendoronf promosi budaya terkait prinsip-prinsip emisi nol bersih dan ekonomi sirkular. Menurutnya, fokus ekonomi sirkular pada penggunaan kembali, perbaikan, dan daur ulang sejalan dengan praktik budaya tradisional yang mengutamakan akal dan menghormati alam.

"Melalui media film yang kuat, festival ini menyoroti titik temu antara budaya dan keberlanjutan, menginspirasi kita untuk memikirkan kembali kebiasaan kita dan menerapkan gaya hidup yang lebih berkelanjutan," jelasnya.

Direktur Goethe-Institut Wilayah Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru, Constanze Michel, menyampaikan bahwa Science Film Festival mengangkat beragam karya film internasional yang berfokus pada pentingnya konsep nol bersih dan ekonomi sirkular untuk mengatasi tantangan akibat krisis iklim. Menurrutnya, sains bisa menjadi sesuatu yang seru dan menyenangkan.

"Melalui film-film bertopik ilmiah dari berbagai negara, kami ingin memantik kreativitas dan inspirasi anak dan remaja di Indonesia, agar lebih banyak generasi muda yang ingin mempelajari dan mencintai sains," ucapnya.

Dia menerangkan, sebanyak 250 peserta didik hadie menyaksikan tiga film saat pembukaan Science Film Festival 2024. Mereka menonton film asal Jerman berjudul Nine-and-a-half: Hydrogen - The Green Energy of the Future? yang mengajak melihat "desa hidrogen" bernama Bosbüll di Schleswig-Holstein.

Setelah itu, pemutaran dilanjutkan dengan film asal Chile berjudul Raffi yang bercerita tentang pengalaman si cilik Ema yang belajar tentang keberlanjutan di rumah pertanian keluarganya. Film terakhir yang mereka saksikan adalah dokumenter Jerman berjudul How Bicycle Tires and Inner Tubes are Made: The Path of a Schwalbe Tyre, menyoroti lingkungan produksi ban di Indonesia, Vietnam, dan Jerman.

"Tema yang diangkat tahun ini menegaskan kebutuhan yang mendesak akan aksi-aksi lingkungan yang tak sekadar menyasar penurunan emisi gas rumah kaca global demi menjawab tantangan perlindungan iklim," katanya.


Redaktur : Sriyono
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top