Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Satu dari Lima Sampel Susu di AS Mengandung Jejak Genetik Flu Burung

Foto : istimewa

Pihak berwenang AS mengatakan tidak ada bukti bahwa susu ini menimbulkan bahaya bagi konsumen.

A   A   A   Pengaturan Font

NEW YORK - Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat atau Food and Drug Administration (FDA) dalam penjelasan daring Kamis (25/4), mengatakan mereka telah menemukan fragmen virus flu burung pada sekitar 20 persen sampel susu eceran yang diuji dalam penelitian yang mewakili secara nasional.

Dikutip dari The Straits Times, badan tersebut menyebutkan, sampel dari wilayah-wilayah yang diketahui memiliki peternakan sapi perah yang terinfeksi virus lebih besar kemungkinannya untuk dites positif. FDA mengatakan tidak ada bukti susu ini menimbulkan bahaya bagi konsumen atau adanya virus hidup dalam susu di rak-rak toko, sebuah penilaian yang disetujui oleh para ahli kesehatan masyarakat.

Namun menemukan jejak virus dalam sampel dalam jumlah besar di seluruh negeri merupakan sinyal terkuat penyebaran wabah flu burung pada sapi perah lebih luas dibandingkan penghitungan resmi yang menyebutkan 33 ternak yang terinfeksi di delapan negara bagian.

"Ini menunjukkan ada banyak sekali virus ini di luar sana," kata Richard Webby, pakar virus dan influenza di Rumah Sakit Penelitian Anak Saint Jude.

Temuan ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana virus, yang dikenal sebagai H5N1, bisa lolos dari deteksi dan di mana lagi virus itu bisa menyebar secara diam-diam. Beberapa ilmuwan mengkritik strategi pengujian federal karena terlalu terbatas untuk mengungkap sejauh mana penyebaran virus sebenarnya.

Pengujian Wajib

Hingga tanggal 24 April, ketika Departemen Pertanian mengumumkan pengujian wajib terhadap sapi perah yang dipindahkan melintasi batas negara bagian, pengujian terhadap sapi bersifat sukarela dan terutama berfokus pada sapi dengan gejala yang jelas.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, pada tanggal 24 April, hanya 23 orang yang telah dites virus tersebut, sementara 44 orang sedang dipantau setelah terpapar virus tersebut.

Wabah yang meluas pada sapi akan menimbulkan risiko yang lebih besar bagi pekerja peternakan, industri susu, dan kesehatan masyarakat secara lebih luas. Penyebaran yang berkelanjutan di antara sapi akan memberikan peluang lebih besar bagi virus untuk bermutasi sehingga lebih mudah menular ke manusia.

Para ahli percaya proses pasteurisasi, yaitu susu yang dipanaskan sebentar, dapat menonaktifkan virus flu burung yang dikenal sebagai H5N1 ini.

"Dan ketika Anda menghancurkan virus, virus tersebut akan melepaskan materi genetiknya," kata Samuel Alcaine, ahli mikrobiologi dan ilmuwan makanan di Cornell University.

"Fragmen genetik yang tertinggal tidak mampu menyebabkan infeksi. Tidak mengherankan menemukannya dalam susu,tidak berarti susu tersebut tidak aman," tambahnya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top