Saqqara, Kompleks Pekuburan Dinasti ke-26
Foto:Mesir menjadi ladang kuburan mumi, selain Amerika Latin seperti Meksiko. Pada November ini saja di pekuburan Saqqara, Mesir, ditemukan lebih dari 100 peti mumi dari periode 2.500 tahun sebelum Kristus.
Peti matinya cukup indah dengan cat warna-warni, dalam kondisi tersegel. Selain mumi, ditemukan juga 40 patung pemakanan di kuburan kuno kota itu. "Mumi dalam kondisi pelestarian yang sempurna," kata Menteri Pariwisata dan Kepurbakalaan Mesir Khaled el-Enany, seperti dikutip The New York Times.
Dengan kualitas peti mati yang bagus disinyalemen, mumi yang berada di sarkofagus tersebut berasal dari kalangan orang-orang kaya pada waktu itu. Di dalam peti terdapat artefak lain yang ditemukan seperti topeng pemakaman, stoples kanopik, dan jimat.
"Penemuan itu sangat penting karena membuktikan bahwa Saqqara adalah pemakaman utama Dinasti ke-26," ujar seorang ahli mumi Mesir, Zahi Hawass.
Mumi-mumi tersebut diperkirakan berasal dari pertengahan tahun 600-an sebelum Kristus (BC) sampai 525 BC. Temuan tersebut berguna untuk memperkaya pengetahuan tentang proses mumifikasi pada periode tersebut.
Artefak dan peti mati kemudian dipamerkan di beberapa museum Mesir, termasuk Grand Egyptian Museum yang menjadi pusat arkeologi luas yang sedang dibangun dekat Piramida Giza. Museum ini rencananya dibuka pada 2021.
Saqqara yang berada 20 mil selatan Kairo dikenal sebagai pekuburan luas untuk ibu kota Kerajaan Lama Memphis. Kota ini telah lama menjadi sumber penemuan arkeologi utama dan telah menjadi situs warisan dunia UNESCO sejak ditetapkan pada 1970.
Di kompleks pekuburan itu tersimpan lebih dari selusin situs pemakaman, termasuk Step Pyramid of King Djoser, piramida pemakaman pertama yang diketahui.
Sayangnya, meski telah menggunakan beberapa teknologi, pada 3 Oktober 2020, para arkeolog dari Kementerian Pariwisata dan Kepurbakalaan Mesir membuka sarkofagus berusia sekitar 2.600 tahun yang tertutup rapat.
Para arkelog mengangkat tutupnya, para peneliti menemukan mumi yang dibungkus dengan kain linen hiasan. Meski telah berumur dua ribu tahun, prasasti kain dan desain warna-warni di luar peti, tetap utuh. hay/G-1
Redaktur: Aloysius Widiyatmaka
Penulis: Haryo Brono
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Keluarga Sido Muncul Kembangkan Lahan 51 Hektare di Semarang Timur
- 3 Kejati NTB Tangkap Mantan Pejabat Bank Syariah di Semarang
- 4 Pemeintah Optimistis Jumlah Wisatawan Tahun Ini Melebihi 11,7 Juta Kunjungan
- 5 Pemerintah Diminta Optimalkan Koperasi untuk Layani Pembiayaan Usaha ke Masyarkat
Berita Terkini
- Denny JA Rumuskan 6 Prinsip Emas Spiritualitas di Era AI
- Warga Diminta Waspada, Gunung Ibu di Halmahera Barat Sudah Dua Kali Erupsi
- Meningkat, KCIC Sebut 100 Ribu Tiket Whoosh Terjual Untuk Momen Natal dan Tahun Baru
- Terus Meluas, Otoritas Victoria Keluarkan Perintah Evakuasi Akibat Kebakaran Semak
- Wamenhub Minta KCIC Siapkan Pengoperasian Stasiun Kereta Cepat Karawang