Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hari Santri

Santri Harus Menjadi Agen Perdamaian

Foto : ISTIMEWA

Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Maman Imanulhaq.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Santri harus menjadi agen perdamaian dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari berbagai gangguan, terutama intoleransi, radikalisme, dan terorisme.

"Santri harus menjadi garda terdepan dalam jihad mengampanyekan perdamaian dan melawan upaya-upaya perpecahan," kata Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Maman Imanulhaq, terkait dengan peringatan Hari Santri, di Jakarta, Senin (22/10).

Mengingat perkembangan zaman, kata Maman, santri pun harus mampu menyesuaikan diri dan meningkatkan kapasitas diri dengan memperluas pengetahuan dan penguasaan teknologi. "Santri harus mampu mengaktualisasikan jihad-jihad kekinian," kata pengasuh Pondok Pesantren Al Mizan, Majalengka, Jawa Barat, itu.

Menurut dia, salah satu jihad kekinian adalah menangkal dan memerangi hoaks, ujaran kebencian, dan juga propaganda yang berpotensi mengarahkan orang menjadi intoleran dan memecah belah masyarakat, baik di dunia nyata maupun dunia maya.

Di dunia nyata, para santri melakukan edukasi di tengah masyarakat tentang bahaya hoaks, gerakan literasi di kalangan anak muda dan dai muda. Sementara di dunia maya santri memproduksi dan menyebarkan konten berisi dakwah positif yang bernilai kebangsaan dan kemanusiaan.

"Dakwah santri itu mengajak bukan mengejek, merangkul bukan memukul, menciptakan harmoni bukan hegemoni, menolak radikalisme, apalagi terorisme," kata mantan anggota DPR dari Partai Kebangkitan Bangsa itu.

Perjuangkan NKRI

Sementara itu, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, menyatakan santri mempunyai peran penting memperjuangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam momentum pertempuran 10 November 1945.

"Perjuangan tidak hanya dilakukan oleh beberapa kelompok saja, tapi seluruh warga Surabaya termasuk para santri," katanya usai menghadiri peringatan Hari Santri Nasional di Museum Tugu Pahlawan, Senin.

Menurut dia, peran santri dalam momentum Perjuangan 10 November 1945 di Surabaya acapkali dilupakan oleh sebagaian besar masyarakat. Padahal sejarah mencatat, para santri turut terlibat dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

"Tanpa kiprah kaum santri melalui sikap sosialnya yang moderat (tawassuth), toleran (tasamuh), proporsional (tawazun), lurus (i`tidal) dan wajar (iqtishad), NKRI belum tentu eksis hingga hari ini," kata Risma. eko/Ant/E-3

Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top