Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Lingkungan Hidup

Sampah Plastik Ancam Populasi Laut

Foto : ANTARA/AKBAR NUGROHO GUMAY

AKSI TOLAK PLASTIK - Sejumlah aktivis lingkungan menggelar pawai bebas plastik di Jakarta, Minggu (21/7). Pawai itu untuk mengajak masyarakat agar tidak lagi menggunakan plastik sekali pakai karena sampahnya akan merusak lingkungan.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Limbah dan sampah plastik telah mengancam populasi biota laut Indonesia. Bahkan, sebanyak 70 persen limbah plastik terbuang di lautan Indonesia dan pada 2040 sampah plastik itu bakal melebihi jumlah ikan di Indonesia.

"Kalau kita tidak kurangi pemakaian plastik sekali pakai maka akan menghancurkan laut," kata Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, saat aksi pawai menolak plastik sekali pakai, di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (21/7).

Masalah sampah plastik di Indonesia sudah sering menjadi sorotan publik. Melihat perkembangan masalah sampah plastik, pemerintah sudah harus mempercepat perbaikan sistem pengelolaannya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jenna R Jambeck dari University of Georgia, pada tahun 2010 ada 275 juta ton sampah plastik yang dihasilkan di seluruh dunia. Sekitar 4,8-12,7 juta ton, di antaranya terbuang dan mencemari laut.

Indonesia memiliki populasi pesisir sebesar 187,2 juta yang setiap tahunnya menghasilkan 3,22 juta ton sampah plastik yang tak terkelola dengan baik. Sekitar 0,48-1,29 juta ton dari sampah plastik tersebut diduga mencemari lautan.

Data itu juga mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara dengan jumlah pencemaran sampah plastik ke laut terbesar kedua di dunia. Tiongkok memimpin dengan tingkat pencemaran sampah plastik ke laut sekitar 1,23-3,53 juta ton per tahun.

Padahal, kalau boleh dibilang, jumlah penduduk pesisir Indonesia hampir sama dengan India, yaitu 187 juta jiwa. Namun, tingkat pencemaran plastik ke laut India hanya sekitar 0,09-0,24 juta ton per tahun dan menempati urutan ke-12. Artinya memang ada sistem pengelolaan sampah yang buruk di Indonesia.

Pencemaran plastik di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat, terutama dari industri minuman. Pada kuartal I-2019, pertumbuhan industri pengolahan minuman mencapai 24,2 persen secara tahunan (YoY).

Menteri Susi menyentil kebiasaan masyarakat yang menggunakan sedotan untuk meminum air kemasan yang menurut dia kebiasaan itu kekanak-kanakan. Dia menyatakan bakal bersikap tegas terhadap mereka yang diketahui membuang limbah plastik ke laut. "Pencuri ikan kita tenggelamkan. Nah, sekarang pencuri ikan pergi, datanglah plastik. Pembuang sampah plastik ke lautan juga harus kita tenggelamkan," kata Susi.pin/Ant/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Peri Irawan, Antara

Komentar

Komentar
()

Top