Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Lonjakan Pangan Global I Produk Subtitusi Harus Dibangkitkan melalui Program "Food Estate"

Saatnya Stop Impor dan Beralih Kembali ke Pangan Lokal

Foto : Sumber: Kementerian Perdagangan – Litbang KJ/and/o
A   A   A   Pengaturan Font

"Selama ini kesempatan itu ada, tetapi akibat kuatnya pengaruh pemburu rente makanya tidak berjalan," kata Said.

Dengan menggalang dukungan ke negara-negara G20, Indonesia bisa memperkuat posisi ekonomi politik pangan agar tidak lagi hanya sebagai sasaran pasar pangan yang empuk.

Pada kesempatan terpisah, Pakar Pertanian dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur, Surabaya, Ramdan Hidayat, mengatakan perang Ukraina berpotensi menimbulkan krisis pangan karena sekitar sepertiga gandum dunia berasal dari Ukraina dan Russia.

"Perang Russia dengan Ukraina ini bukan hanya menimbulkan masalah pengungsi, tapi juga bisa berkembang menjadi krisis pangan karena kedua negara ini adalah produsen gandum besar. Hampir 30 persen kebutuhan gandum global dipasok oleh gabungan keduanya," kata Ramdan.

Perang, jelasnya, akan mengganggu pasokan karena baik kegiatan tanam dan distribusinya juga ikut terhambat. Kendala itu akan membatasi pasokan gandum dunia dan akan mendorong beberapa harga pangan naik karena banyak yang berbahan baku gandum, seperti roti, mi, atau sereal.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top