Saatnya Stop Impor dan Beralih Kembali ke Pangan Lokal
"Sering kali perjanjian perdagangan yang ditandatangani Indonesia itu justru membuka akses pasar dan impor sebesar-besarnya. Ini akan berdampak pada ketergantungan Indonesia terhadap pangan impor. Apabila harga pangan global naik, akan berdampak juga pada kenaikan harga pangan yang diimpor," kata Rahmat.
Kebergantungan pada pangan impor, jelasnya, memberi dua dampak yang tidak menguntungkan. Pertama, kebergantungan pada pangan impor, dan kedua, harga pangan ditentukan oleh pasar yang merugikan konsumen.
Pelaku Utama
Koordinator Nasional Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP), Said Abdullah, mengatakan pemerintah harus memanfaatkan momentum Presidensi G20 untuk mengurangi kebergantungan impor pangan. "Manfaatkan momentum ini untuk perkuat produksi pangan lokal, sagu, singkong, jagung, dan sebagainya, entah melalui kerja sama teknologi atau sejenisnya," kata Said.
Indonesia, jelasnya, punya peluang untuk menjadi pelaku utama pangan pada tingkat regional maupun global jika pangan dalam negeri diperkuat di masing-masing daerah.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya