Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kinerja Ekonomi - Defisit Neraca Perdagangan 2018 Ukir Rekor Terburuk

Saatnya Pacu Ekspor untuk Perbaiki Defisit Perdagangan

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Menanggapi kinerja perdagangan itu, ekonom Indef, Bhima Yudhistira, mengatakan untuk mengatasi defisit tersebut tak ada cara lain selain mendorong peningkatan lifting minyak di Indonesia dengan menciptakan investasi migas yang berkualitas khususnya di bidang eksplorasi. Selain itu, upaya menekan impor migas juga bisa melalui percepatan program Biodiesel B20.

"Sayangnya, saat ini masih ada kendala dalam pasokan bahan baku FAME dan kesiapan user non-PSO dalam serap B20," kata Bhima, di Jakarta, Selasa (15/1). Biodiesel B20 adalah bahan bakar diesel yang ditambahkan Fatty Acid Methyl Ester (FAME) sebesar 20 persen. Bhima menambahkan, pemerintah sebaiknya juga segera menunda proyek infrastruktur yang berkontribusi pada tingginya impor bahan baku dan barang modal.

"Proyek infrastruktur pemerintah akan dikebut, otomatis impor bahan baku dan barang modal untuk keperluan infrastruktur akan sangat besar," jelas dia. Sebelumnya, ekonom senior, Faisal Basri, juga menyoroti kebergantungan impor gula yang sangat tinggi. Bahkan, saat ini Indonesia menjadi importir gula terbesar di dunia melampaui Tiongkok dan Amerika Serikat (AS).

Dia mengingatkan pemerintah bahwa praktik perburuan rente atau rent seeking yang sangat masif pada impor pangan, seperti gula tersebut, berpeluang memperparah defisit neraca perdagangan Indonesia. "Praktik rente gila-gilaan seperti ini berkontribusi memperburuk defisit perdagangan," tegas Faisal.

Menurut dia, pemerintah sebenarnya telah melakukan segala upaya untuk menekan defisit perdagangan, kecuali memerangi praktik perburuan rente tersebut. Sementara itu, ekonom CORE, M Faisal, mengemukakan buruknya kinerja perdagangan 2018 didorong oleh dua sisi, yakni anjloknya pertumbuhan ekspor serta akselerasi impor yang tajam. Ekspor hanya tumbuh 6,7 persen, jauh di bawah performa 2017 yang tumbuh sampai 16,2 persen.
Halaman Selanjutnya....

Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Antara

Komentar

Komentar
()

Top