Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Komoditas Pertanian

Saatnya Hentikan Perampokan Devisa Negara melalui Impor Pangan

Foto : KJ/WAHYU AP
A   A   A   Pengaturan Font

"Ini sebenarnya tidak perlu terjadi kalau pemerintah memperkuat petani dan produktivitas dalam negeri dengan kembali sagu, Mocaf, dan porang. Devisa negara dan hak petani yang dirampok itu seharusnya digunakan petani Indonesia agar lebih sejahtera," kata pakar Sosial Ekonomi Pertanian itu.

Di sisi lain, upaya Presiden mengundang investor luar negeri masuk berinvestasi tidak kunjung mendapat respons yang baik. Hal itu karena mereka menilai investor dalam negeri saja yang sudah berupaya mati-matian, malah dimatikan dengan kebijakan seperti impor pangan.

Bagi investor asing dengan melihat kondisi tersebut maka akan lebih mudah bagi mereka mengekspor produknya ke Indonesia dari pada harus investasi langsung. Investor asing lebih mudah jadi eksportir ke Indonesia daripada investasi karena semua investasi di Indonesia dimatikan barang impor yang murah.

"Kenapa lebih murah, aturan di sini terlalu banyak, dipajak habis-habisan, belum biaya siluman tidak terhitung. Tidak ada kepastian hukum di negeri ini, tergantung siapa yang nyantol ke kekuasaan. Biaya produksi lebih mahal atau high cost economic, lebih enak jadi eksportir," katanya.

Apalagi sekarang bermunculan perusahaan platform perdagangan digital atau e-commerce yang memfasilitasi barang asing, begitu juga dengan mal yang didominasi barang impor.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top