Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Saat Jenderal Baret Merah Menolak Dicalonkan Jadi Wapres

Foto : Istimewa

Jenderal Benny Moerdani bersama Letjen Sintong Panjaitan.

A   A   A   Pengaturan Font

.JAKARTA - Salah satu jenderal Kopassus legendaris adalah Jenderal Leonardus Benny Moerdani atau lebih dikenal dengan panggilan Jenderal Benny Moerdani. Meski tak pernah jadi Komandan Jenderal Kopassus (Danjen) Kopassus, bahkan tak pernah menjabat sebagai Pangdam, tapi Benny Moerdani begitu dihormati.

Sosoknya yang misterius, menjadi ciri khasnya jenderal didikan RPKAD (Kopassus) kelahiran Blora,2 Oktober 1932 ini. Benny sendiri selain mulai merintis karir militernya bersama pasukan komando, memang lebih banyak berkecimpung di dunia intelijen. Karena itu pula, sosoknya begitu misterius. Yang pasti, di era Soeharto berkuasa, pengaruh Benny begitu kuat di tubuh TNI.

Bahkan, ia disebut-sebut sebagai orang kuat kedua di Indonesia setelah Soeharto saat itu. Nah, soal Benny Moerdani, jenderal baret merah yang meninggal pada 29 Agustus 2004 ini ada satu kisah menarik.

Kisah menarik ini tentang dicalonkannya Benny sebagai calon Wakil Presiden ketika itu. Kisah soal ini, dituturkan Salim Said dalam bukunya Menyaksikan 30 Tahun Pemerintahan Otoriter Soeharto. Dalam bukunya, Salim Said mengisahkan, pada tahun 1988, Benny yang ketika itu sedang menjadi Panglima ABRI (Panglima TNI) tiba-tiba diganti.

Ia digantikan oleh Jenderal Try Sutrisno, sahabatnya yang kala itu memegang posisi sebagai KSAD. Usai dicopot dari jabatan Panglima ABRI, Benny oleh Soeharto diangkat jadi Menteri Pertahanan Keamanan (Menhankam).
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top