Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hubungan Bilateral

Russia Menolak Pembayaran Impor Oleh India Gunakan Rupee

Foto : INDRANIL MUKHERJEE/AFP

Mata uang India, Rupee

A   A   A   Pengaturan Font

NEW DELHI - India dan Russia baru-baru ini dilaporkan sama-sama telah menangguhkan pembahasan penggunaan mata uang rupee dalam perdagangan bilateral kedua negara. Hal itu diungkapkan oleh dua pejabat India, setelah negosiasi berbulan-bulan gagal meyakinkan Moskwa untuk menggunakan rupee.

Dilansir oleh The Online Citizen, perkembangan itu adalah kemunduran besar bagi importir India yang kerap membeli minyak dan batu bara murah dari Russia, yang berharap rencana itu dapat terwujud.

"Saat ini, Russia mengalami surplus perdagangan dengan India dan merasa akumulasi rupee tidak diinginkan," kata seorang pejabat India yang tidak mau disebutkan namanya.

India mulai menjajaki mekanisme pembayaran rupee dengan Russia segera setelah invasi Ukraina pada Februari tahun lalu. Baik Russia dan India telah berbicara tentang memfasilitasi perdagangan dalam mata uang lokal, tetapi pedoman tersebut tidak diformalkan.

Rupee tidak sepenuhnya dapat dikonversi pada saat ini. Porsi ekspor barang global India hanya sekitar 2 persen, dan faktor-faktor ini mengurangi kebutuhan negara lain untuk menyimpan rupee, yang berarti tidak ada permintaan untuk rupee internasional.

Merasa Tidak Aman

Menurut pejabat India kepada Reuters, Russia telah mengatakan kepada India bahwa negara itu merasa tidak aman memegang rupee dan ingin dibayar dalam yuan Tiongkok atau mata uang lainnya.

"India telah mencoba semua yang bisa, tetapi Russia tidak menganggap menerima pembayaran dalam rupee menarik," ujarnya.

Sejak invasi Russia ke Ukraina tahun lalu, impor India dari Russia telah meningkat menjadi 51,3 miliar dollar AS hingga 5 April, dari 10,6 miliar dollar AS dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Minyak Russia yang didiskon telah menjadi bagian besar dari impor India, melonjak dua belas kali lipat dalam periode tersebut. Namun, ekspor dari India pada periode yang sama turun menjadi 3,43 miliar dollar AS.

Sumber tersebut mengatakan perdagangan India dengan Russia terus berlanjut meskipun ada sanksi dan masalah pembayaran.

"Saat ini, kami melakukan beberapa pembayaran dalam dirham (UEA) dan beberapa mata uang lainnya, tetapi mayoritas masih dalam dollar AS. Penyelesaian terjadi dengan cara yang berbeda, negara pihak ketiga juga digunakan," kata salah satu pejabat India.

Sementara itu, sejak penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif arau Comprehensive Economic Cooperation Agreement (CECA) pada 29 Juni 2005, rupee India telah jatuh hampir 60 persen terhadap dollar Singapura. Faktanya, rupee telah jatuh bebas terhadap SGD sejak enam dekade lalu.

Tidak mengherankan, Singapura adalah kontributor utama aliran masuk dana asing India setelah penandatanganan CECA. Investasi langsung asing (FDI) India mencapai 58,8 miliar dollar AS pada 2021-2022, dengan Singapura muncul sebagai kontributor teratas di antara daftar 15 negara, menurut laporan berita tahun lalu.

Tidak diketahui apakah GIC dan Temasek menghasilkan pengembalian investasi yang baik di India, dalam hal SGD, setelah bertahun-tahun berinvestasi di India.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top