Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ketegangan Bilateral I Presiden Poroshenko Mulai panggil Pasukan Cadangan

Russia Longgarkan Akses di Laut Azov

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Russia telah membuka sebagian akses ke pelabuhan-pelabuhan Ukraina yang ada di Laut Azov. Inisiatif Russia ini berpotensi bisa meredakan ketegangan di wilayah perairan itu.

KIEV - Russia telah membolehkan sejumlah kapal untuk memasuki pelabuhan-pelabuhan di Ukraina yang ada di Laut Azov. Hal ini diumumkan pemerintah Ukraina pada Selasa (4/12). Pelonggaran akses ini bisa jadi sinyal peredaan ketegangan di kawasan perairan itu.

"Akses ke pelabuhan Berdyansk dan Mariupol sebagian telah dibuka," kata menteri Infrastruktur Ukraina, Volodymyr Omelyan. "Kapal-kapal telah datang melalui Selat Kerch menuju pelabuhan-pelabuhan Ukraina dan akses keluar-masuk telah sebagian dipulihkan," imbuh Menteri Omelyan.

Pelabuhan Berdyansk dan Mariupol merupakan dua pelabuhan utama Ukraina di Laut Azov yang merupakan akses ekspor Ukraina.

Dalam kesempatan itu, Menteri Omelyan mengharapkan agar akses menuju pelabuhan-pelabuhan itu dibuka sepenuhnya dalam beberapa hari mendatang dan para pelaut Ukraina yang ditahan Russia, bisa dibebaskan.

Sebelumnya Kiev menuding Moskwa telah memblokade kapal-kapal dagang untuk masuk atau keluar dari pelabuhan-pelabuhan di Ukraina yang ada di Laut Azov melalui Selat Kerch. Sementara Russia berdalih mereka menghentikan pergerakkan puluhan kapal untuk melalui selat yang sempit yang menghubungkan Laut Hitam dan Laut Azov itu. Russia juga mengklaim menguasai kendali atas Selat Kerch setelah mereka menganeksasi Semenanjung Crimea dari Ukraina.

Situasi ketegangan di perairan itu meningkat saat Russia menahan tiga kapal dan 24 pelaut asal Ukraina. Insiden itu merupakan konflik militer terbuka antara Ukraina-Russia sejak Moskwa melakukan anekasasi atas Crimea pada 2014.

Atas terjadinya insiden ketegangan di Laut Azov, pemerintah Ukraina segera memberlakukan keadaan darurat militer di sepanjang perbatasannya dengan Russia untuk kurun waktu 30 hari.

Di wilayah Ukraina timur saat ini juga sedang terjadi konflik bersenjata antara pasukan Ukraina dengan kelompok pemberontak pro-Russia. Konflik bersenjata yang mulai terjadi pada 2014 itu telah menelan korban lebih dari 10 ribu nyawa.

Pasukan Cadangan

Terkait ketegangan di wilayah perbatasan negaranya, Presiden Ukraina, Petro Poroshenko pada Senin (3/12) telah meminta pasukan cadangan untuk membantu menjaga perbatasan. Langkah ini diambil setelah Kiev memberlakukan keadaan darurat militer dan merespons potensi invasi dari Russia.

"Pasukan cadangan dipanggil untuk pelatihan sejalan dengan diberlakukannya keadaan darurat militer," kata Presiden Poroshenko.

Atas langkah itu, Russia menyebut pengumuman yang disampaikan Presiden Poroshenko sebagai upaya yang absurd yang bisa menyulut makin panasnya ketegangan.

Presiden Ukraina sebelumnya mengatakan bahwa Russia telah menurunkan pasukan yang cukup besar di perbatasan dan mengklaim bahwa Moskwa akan menggerakkan pasukan itu untuk memasuki wilayah Ukraina.

Atas tudingan itu, juru bicara Presiden Vladimir Putin yaitu Dmitry Peskov menyatakan klaim Ukraina atas Russia sama sekali tak berdasar. AFP/SkyNews/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top