Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Ukraina I Serangan Udara Hantam Kota Lviv di Ukraina Barat

Russia Kerahkan Pasukan di Timur

Foto : AFP/Yuriy Dyachyshyn

Serangan Russia l Asap hitam membubung tak lama setelah serangan udara Russia menghantam Kota Lviv di Ukraina barat pada Senin (18/4). Serangan udara Russia yang menyasar infrastruktur militer Ukraina itu mengakibatkan sedikitnya 7 orang tewas.

A   A   A   Pengaturan Font

LVIV - Sebuah serangan udara dilaporkan telah menewaskan sedikitnya tujuh orang di Kota Lviv, Ukraina barat pada Senin (18/4), ketika Russia mengerahkan pasukannya untuk persiapan serangan habis-habisan yang diperkirakan terjadi di timur Ukraina.

Serangan udara Russia digencarkan menyasar Ukraina barat terjadi beberapa jam setelah Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menuduh Moskwa ingin "membumihanguskan " seluruh wilayah timur Donbas dekat perbatasan dengan Russia.

Dalam taklimatnya, Kementerian Pertahanan Russia mengatakan bahwa mereka telah menyerang lebih dari selusin sasaran militer dengan serangan udara di berbagai lokasi di seluruh Ukraina.

Setelah serangan ke Lviv, asap hitam mengepul dari atap sebuah bengkel mobil yang hancur di barat laut kota. "Kebakaran terjadi sebagai akibat dari serangan udara. Tim damkar masih berupaya memadamkannya. Fasilitas itu rusak parah," ucap Gubernur Regional Lviv, Maksym Kozytsky.

Sementara itu di Ukraina selatan, pasukan Russia masih berupaya merebut Kota Mariupol yang terkepung, di mana pasukan Ukrania yang tersisa di kota pelabuhan strategis itu bersiap melakukan perlawanan habis-habisan.

Ukraina telah bertekad untuk terus berjuang dan mempertahankan kota pelabuhan yang strategis itu, menentang ultimatum Russia yang dikeluarkan pada Minggu (17/4) yang meminta para pejuang Ukraina yang tersisa dan bertahan di dalam pabrik baja Azovstal yang terkepung, untuk meletakkan senjata mereka dan menyerah.

Saat ini Mariupol telah menjadi simbol perlawanan sengit Ukraina sejak pasukan Russia menginvasi bekas negara Soviet itu pada 24 Februari.

"Kota ini belum jatuh," kata Perdana Menteri Ukraina, Denys Shmyhal. "Masih ada pasukan militer kami, tentara kami (di sana). Mereka akan berjuang sampai akhir. Kami tidak akan menyerah," imbuh dia dalam acara This Week yang disiarkan televisi ABC.

Jika berhasil merebut Mariupol, maka akan memungkinkan Russia untuk memiliki jembatan darat yang menghubungkan antara Semenanjung Crimea yang dicaploknya pada 2014 dengan dua negara bagian separatis yang didukung Moskwa di timur Ukraina.

Kesempatan Terakhir

Sementara itu di timur, pihak berwenang Ukraina telah mendesak orang-orang di Donbas untuk pindah ke barat untuk menghindari serangan besar-besaran Russia yang ingin merebut wilayah gabungan Donetsk dan Luhansk itu.

"Ini kesempatan terakhir untuk evakuasi. Pasukan Russia sedang mempersiapkan operasi ofensif di timur negara kita dalam waktu dekat. Mereka ingin benar-benar menghabisi dan menghancurkan Donbas," kata Zelenskyy, Minggu (17/4) malam.

Pejabat Ukraina juga mengatakan pada Senin bahwa mereka menghentikan evakuasi warga sipil dari kota-kota garis depan dan kota-kota di timur negara itu untuk hari kedua berturut-turut, dan menuduh pasukan Russia telah memblokir dan menembaki rute evakuasi.

Menanggapi terjadinya kekejaman di negaranya oleh pasukan Russia, dalam sesi wawancara dengan CNN pada Minggu, Presiden Zelenskyy mengatakan bahwa ia telah mengundang Presiden Prancis, Emmanuel Macron, untuk mengunjungi Ukraina untuk melihat sendiri bukti bahwa pasukan Russia telah melakukan genosida.

"Saya berbicara dengannya (Macron) kemarin," kata Zelenskyy kepada CNN dalam sebuah sesi wawancara yang direkam pada Jumat (15/4) dan disiarkan pada Minggu. "Saya baru saja mengatakan kepadanya bahwa saya ingin dia mengerti bahwa ini bukan perang, tetapi genosida," pungkas Presiden Ukraina itu. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top