Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Rusia 'Putus Asa', Serang Kiev dengan Drone "Kamikaze" Iran

Foto : AFP/Yasuyoshi CHIBA

Sebuah pesawat tak berawak mendekati serangan di Kyiv Senin pagi.

A   A   A   Pengaturan Font

KIEV - Rusia meluncurkan serangan "Drone kamikaze" ke ibukota Ukraina, Kiev pada Senin (17/10) pagi, kata kantor kepresidenan Ukraina. Serangan itu disebut sebagai tindakan putus asa atas perang delapan bulan yang telah merenggut ribuan nyawa.

Sirene serangan udara terdengar di Kiev sesaat sebelum ledakan pertama sekitar pukul 6:35 pagi waktu setempat, diikuti sirine di sebagian besar wilayah.

"Ibukota diserang drone kamikaze," kata kepala staf presiden Andriy Yermak di media sosial.

"Rusia berpikir itu akan membantu mereka, tetapi justru menunjukkan keputusasaan mereka," tambahnya.

"Kami butuh lebih banyak sistem pertahanan udara dan sesegera mungkin. Lebih banyak senjata untuk mempertahankan langit dan menghancurkan musuh."

Serangan itu terjadi tepat seminggu setelah Rusia melancarkan gelombang besar serangan rudal di ibu kota Ukraina dan kota-kota di seluruh negeri itu.

Walikota Kiev Vitali Klitschko mengatakan, serangan pesawat tak berawak itu telah menyebabkan kebakaran dan merusak beberapa bangunan di pusat distrik Shevchenkivsky dan memperingatkan warga untuk berlindung.

"Pemadam kebakaran sedang bekerja. Beberapa bangunan tempat tinggal rusak. Petugas medis ada di tempat," katanya di Telegram.

"Kami sedang mengklarifikasi informasi tentang korban."

Walikota juga mengunggah gambar puing-puing hangus akibat drone kamikaze.

'Drone Iran'

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pekan lalu mengatakan, pesawat tak berawak Iran digunakan dalam serangan Rusia ke infrastruktur energi di beberapa kota Ukraina, meski Teheran membantah memasok Rusia dengan senjata untuk perang.

Pada 10 Oktober, rudal Rusia menghujani Kiev dan kota-kota lain dalam gelombang serangan terbesar dalam beberapa bulan.

Serangan itu menewaskan sedikitnya 19 orang, melukai 105 lainnya dan memicu kecaman internasional.

Moskow melakukan serangan lanjutan pada 11 Oktober dalam skala yang lebih kecil, menyerang instalasi energi di Ukraina jauh dari depan.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, serangan itu sebagai pembalasan atas ledakan yang merusak jembatan utama yang menghubungkan Rusia ke semenanjung Krimea.

Putin pada hari Jumat menyatakan kepuasannya dan mengatakan tidak perlu melakukan serangan besar-besaran lebih lanjut di Ukraina "untuk saat ini".

Presiden Rusia juga mengklaim Moskow "melakukan segalanya dengan benar" dalam invasi hampir delapan bulan ke Ukraina meski serangkaian kekalahan memalukan.

Di Ukraina selatan, pasukan Kiev semakin mendekat ke Kherson, kota utama di wilayah dengan nama yang sama di utara Krimea.

Kherson adalah salah satu dari empat wilayah di Ukraina yang baru-baru ini diklaim telah dicaplok Moskow, dan kota Kherson adalah kota besar pertama yang jatuh setelah Kremlin melancarkan invasi.

Washington pada Jumat mengumumkan bantuan militer baru untuk Kiev "setelah serangan rudal brutal Rusia terhadap warga sipil di seluruh Ukraina".

Paket baru senilai 725 juta dolar itu termasuk amunisi untuk sistem roket Himars yang telah digunakan oleh Ukraina untuk menghancurkan target Rusia.

Total bantuan militer AS ke Ukraina menjadi 17,6 miliar dolar sejak invasi Rusia pada 24 Februari.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top