Rupiah Masih Tertekan Tengah Pekan (12/2)
Foto: ISTIMEWAJAKARTA – Pelemahan rupiah diperkirakan masih dipengaruhi kekhwatiran investor terhadap kebijakan pemerintahan baru Amerika Serikat (AS) di bawah komando Presiden Donald Trump.
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong melihat rupiah masih tertekan kekhawatiran seputar kebijakan tarif Trump. Sentimen risk-off di pasar ekuitas domestik juga menekan nilai tukar.
Karenanya, Lukman memproyeksikan kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Rabu (12/2), kembali bergerak melemah di kisaran 16.300 – 16.450 rupiah per dollar AS.
Sebelumnya, nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan, Selasa (11/2) sore, di Jakarta melemah hingga 26 poin atau 0,16 persen dari sehari sebelumnya menjadi 16.364 rupiah per dollar AS.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra menyatakan kebijakan efisiensi anggaran pemerintah memberikan sentimen negatif ke pasar, sehingga mempengaruhi pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah. “Kebijakan efisiensi pemerintah yang sedikit banyak mempengaruhi roda ekonomi bisnis karena pembatasan pengeluaran pemerintah, juga sedikit banyak memberikan sentimen negatif ke pasar,” ungkapnya di Jakarta.
Di sisi lain, pelemahan rupiah juga dipengaruhi kebijakan tarif dari Presiden AS Donald Trump, termasuk soal kenaikan tarif impor baja dan alumunium 25 persen.
Berita Trending
- 1 PLN UP3 Kotamobagu Tanam Ratusan Pohon untuk Kelestarian Lingkungan
- 2 Belinda Bencic Raih Gelar Pertama
- 3 Ada Efisiensi Anggaran, BKPM Tetap Lakukan Promosi Investasi di IKN
- 4 Regulasi Pasti, Investasi Bersemi! Apindo Desak Langkah Konkret Pemerintah
- 5 Mantan Kadisbudpar Cianjur benarkan diperiksa Polda Jabar soal Cibodas