Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Rumah Sakit Akademik UGM Buka Layanan Wisata Kesehatan

Foto : ANTARA/HO-Humas UGM

Rumah Sakit Akademik (RSA) Universitas Gadjah Mada (UGM).

A   A   A   Pengaturan Font

YOGYAKARTA - Rumah Sakit Akademik (RSA) Universitas Gadjah Mada (UGM) membuka layanan wisata kesehatan dan kebugaran atau health tourism and wellness yang dilengkapi fasilitas hotel dan akomodasi wisata pendukung.

Direktur Utama RSA UGM Darwito dalam keterangannya di Yogyakarta, Minggu (26/5), berharap RSA UGM menjadi pelopor layanan wisata kesehatan dan kebugaran di Yogyakarta karena sudah didukung dengan tenaga medis yang berkualitas, infrastruktur yang memadai, serta fasilitas medis yang canggih.

"Kami mungkin unggul di bidang medis, tetapi hal ini belum cukup. Setiap pasien pascaoperasi dia tetap harus terapi. Saat terapi ini, dibutuhkan pendekatan lain," ujar dia.

Paket wisata tersebut bakal menggabungkan layanan medis unggulan RSA dengan layanan fasilitas hotel bintang lima bekerja sama dengan Sheraton Mustika Resort and Spa.

Selama terapi, kata Darwito, para pasien bisa memilih untuk tinggal di Sheraton dengan pendampingan dari RSA tanpa harus kembali ke daerah asal.

"Karena kalau tinggal di RS terus akan sangat stressfull pastinya. Pasien yang bahagia memiliki tingkat probabilitas yang tinggi untuk sembuh," ujar dia.

Kepala Instalasi Health Tourism and Wellness RSA UGM dr Lutfhi Hidayat menuturkan kerja sama antara RSA UGM dengan Sheraton Mustika Resort and Spa adalah gagasan inovatif yang dapat dikembangkan di sektor kesehatan dan pariwisata untuk membangun jenis wisata baru di Yogyakarta.

RSA UGM, kata dia, telah berkoordinasi dengan banyak pihak seperti Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), dinas pariwisata, dan rumah sakit lainnya yang ada di Yogyakarta.

"RSA UGM juga berinisiasi untuk membentuk Health Tourism Board yang bertugas untuk melakukan sertifikasi terkait medical tourism," ujar Lutfhi.

Dia mengakui pengembangan wisata medis di Yogyakarta membutuhkan bantuan dari banyak pihak agar tidak tertinggal dengan daerah lain.

Kemitraan multipihak tersebut, menurut Lutfhi, sejalan dengan agenda nasional yang lebih luas untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi terkemuka dalam bidang kesehatan, warisan budaya, dan pariwisata.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top