Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hubungan Bilateral

RI-Kuwait Perkuat Platform Kerja Sama Ekonomi

Foto : DOK KEMLU RI

Pertemuan Bilateral l Menlu RI Retno Marsudi dan Menlu Kuwait Sheikh Sabah Khalid Al Hamad Al Sabah dalam Sidang Komisi Bersama (SKB) pertama Indonesia-Kuwait di Kuwait City pada Senin (2/9). Dalam pertemuan ini, kedua negara bertekad untuk memperkuat kerja sama di bidang ekonomi.

A   A   A   Pengaturan Font

KUWAIT CITY - Pemerintah RI dan Kuwait dalam Sidang Komisi Bersama (SKB) pertama Indonesia-Kuwait membahas berbagai upaya untuk memperkuat platform kerja sama ekonomi kedua negara.

Pertemuan SKB pertama RI-Kuwait itu dipimpin bersama oleh Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, dan Menteri Luar Negeri Kuwait, Sheikh Sabah Khalid Al Hamad Al Sabah, pada Senin (2/9) di Kuwait City.

"Pada hari ini kita mengukir sejarah baru hubungan Indonesia-Kuwait dengan digelarnya Sidang Komisi Bersama pertama RI-Kuwait," kata Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, seperti disampaikan dalam keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri RI yang diterima di Jakarta, Selasa (3/9). "Sidang Komisi Bersama Indonesia dan Kuwait adalah platform yang dapat digunakan untuk memperkuat kerja sama kedua negara terutama di bidang ekonomi," imbuh Menlu Retno.

Kuwait dan Indonesia adalah dua negara yang bersahabat dekat dan memiliki banyak kesamaan posisi di berbagai isu internasional. Dalam pertemuan SKB itu, kedua menlu sepakat pentingnya memperkuat kerja sama kedua negara, antara lain di bidang perdagangan dan investasi serta kerja sama untuk mengirim pekerja profesional dari Indonesia.

Di bidang perdagangan, kedua menlu mencatat menurunnya angka perdagangan kedua negara. Untuk itu, berbagai upaya harus dilakukan untuk meningkatkan perdagangan kedua negara. Terkait hal itu, Menlu Retno menyampaikan bahwa Indonesia telah mengusulkan untuk membuat perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/FTA) antara Indonesia dengan Dewan Kerja Sama untuk Negara Arab di Teluk (GCC), dan pemerintah RI meminta Kuwait untuk dapat mendukung usulan tersebut.

Indonesia dan GCC sebelumnya telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) mengenai pelaksanaan konsultasi regular di Jakarta pada 28 Agustus 2019 lalu. Melalui penandatangan MoU itu diharapkan kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan enam negara GCC dapat ditingkatkan.

Sektor Nonmigas

Selain itu, Menlu RI dan Menlu Kuwait sepakat bahwa hubungan perdagangan kedua negara juga perlu ditingkatkan diluar sektor minyak dan gas. Menlu Retno menyampaikan beberapa usulan tambahan untuk kerja sama ekonomi, antara lain di bidang industri halal, ekonomi digital dan ekonomi kreatif.

Kuwait adalah salah satu mitra energi terbesar Indonesia, dengan nilai impor migas dari Kuwait mencapai 214 juta dollar AS pada 2018. Nilai perdagangan kedua negara mencapai lebih dari 403 juta dollar AS pada 2018.

Di bidang investasi, Kuwait Foreign Petroleum Company Exploration Company dan Kuwait Investment Authority menyampaikan minat untuk berinvestasi di sektor hulu dan hilir industri migas di Indonesia.

Komitmen KUFPEC untuk meningkatkan investasi di Indonesia disampaikan pada pertemuan antara Menlu RI dengan CEO KUFPEC di Kuwait City pada 1 September 2019 lalu.

Untuk memberikan perlindungan terhadap kerja sama investasi, pemerintah Indonesia dan Kuwait sepakat melanjutkan perundingan perjanjian promosi dan perlindungan investasi kedua negara.

"Perjanjian ini akan memberikan kepastian dan rasa aman bagi investor kedua negara," pungkas Menlu Retno. Ant/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top