RI Harus Memahami Perubahan Peta Industri Baterai Mobil Listrik Global
PUTU RUDY SETIAWAN Pakar Transportasi ITS Surabaya - Isu utama kendaraan listrik sebenarnya adalah sumber energinya, kalau masih bersumber dari bahan bakar fosil (sumber PLN) sama saja. Jadi membuat kebijakan itu harus menyeluruh, jangan sepotong-sepotong.
Saat ini, katanya, daftar pembangkit captive power plant dari batu bara di kawasan industri yang berkaitan dengan pengolahan nikel-bahan baku baterai sangat banyak seperti di Delong Nickel Industrial Area, Weda Bay Industrial Park, Morowali Industrial Park dan di Kawasi Industrial Park.
Isu Utama EV
Secara terpisah, pakar transportasi dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Putu Rudy Setiawan, mengatakan pemerintah harus menyiapkan cetak biru dan kebijakan yang menyeluruh terkait peta jalan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV), karena itu terkait dengan spektrum luas dari pengembangan energi baru terbarukan yang menyangkut keberlanjutan lingkungan, efesiensi energi, kebijakan iklim, dan tata transportasi masa depan.
"Isu utama kendaraan listrik sebenarnya adalah sumber energinya, kalau masih bersumber dari bahan bakar fosil (sumber PLN) sama saja. Jadi membuat kebijakan itu harus menyeluruh, jangan sepotong-sepotong," kata Putu.
Mobil listrik yang ada saat ini, sumber listriknya masih menggunakan energi fosil (batu bara) yang tidak ramah lingkungan. Kalau membeli mobil listrik, isi ulang (charge) baterainya masih menggunakan listrik PLN yang menggunakan energi fosil. Keadaan seperti itu tetap dipaksakan karena untuk membeli kelebihan pasokan listrik PLN yang jumlahnya 7 Gigawatt (GW) yang dimiliki kroni.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya