RI Harus Jadi Inisiator Atasi Ketimpangan Pemulihan

JAKARTA - Negara-negara anggota kelompok G20 diharapkan mengantisipasi dampak dari ketimpangan pemulihan yang dialami negara-negara maju dan negara-negara berpenghasilan rendah. Sebagai Presidensi G20, RI harus harus menjadi yang terdepan mengatasi risiko tersebut.

Pakar Ekonomi Universitas Katolik Atmajaya Jakarta, Yohanes B. Suhartoko, menegaskan pemulihan yang tidak merata akan menimbulkan gejolak perekonomian global.

"Itu bahkan dapat menimbulkan risiko tidak konvergensinya perekonomian sehingga dapat memicu timbulnya krisis keuangan kembali," kata Suhartoko kepada Koran Jakarta, Kamis (11/11).

Ia menerangkan, negara-negara yang mengalami pemulihan ekonomi lebih cepat, selanjutnya akan mengalami peningkatan inflasi. Hal itu akan mendorong mereka melakukan kebijakan stabilisasi harga yang bersifat kontraktif.

Kebijakan meningkatkan suku bunga akan dilakukan oleh negara-negara yang lebih cepat pulih perekonomiannya. Dampaknya akan terjadi capital outflow dari negara yang belum pulih perekonomiannya sehingga mendorong terdepresiasi mata uangnya.
Halaman Selanjutnya....