
RI dan Turki Sepakat Menyelesaikan Perjanjian CEPA
Presiden Prabowo dalam pernyataan pers bersama usai menggelar pertemuan bilateral dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Istana Kepresidenan Bogor.
Foto: antaraJAKARTA - Presiden RI, Prabowo Subianto menyatakan Indonesia dan Turki telah sepakat menyelesaikan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) dan memperluas akses pasar untuk produk kedua negara.
Presiden Prabowo dalam pernyataan pers bersama usai menggelar pertemuan bilateral dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu mengatakan kedua pemimpin negara berkomitmen meningkatkan perdagangan Indonesia-Turki yang saling menguntungkan, termasuk mempercepat finalisasi kesepakatan CEPA.
“Kami sepakat untuk memperluas akses pasar bagi produk-produk kedua negara,” kata Prabowo.
Presiden menilai kemitraan Indonesia dan Turki ditujukan untuk kemakmuran rakyat kedua negara, serta untuk tatanan dunia baru yang lebih baik, yang mengarah pada perdamaian dan stabilitas dunia.
Dalam kunjungan kenegaraan Presiden Erdogan ke Indonesia, kedua pemimpin juga melaksanakan Dewan Kerja Sama Strategis Tingkat Tinggi (High Level Strategic Cooperation Council).
Menurut Presiden, pertemuan bilateral dan pertemuan HLSCC ini membuktikan bahwa kemitraan Indonesia dan Turki sangat kokoh dan solid.
“Hari ini juga ada High Level Strategic Cooperation Council Meeting yang pertama. Sekali lagi terima kasih. Indonesia tidak banyak memiliki mekanisme bilateral reguler tingkat kepala negara,” kata Presiden. Prabowo.
Turut hadir dalam kesempatan itu sejumlah menteri Kabinet Merah Putih dan Duta Besar RI untuk Republik Turki Achmad Rizal Purnama.
Sebagai Hub
Direktur Eksekutir Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti yang diminta pendapatnya mengatakan, langlah tersebut sangat baik untuk Indonesia, karena di tengah ekonomi yang sulit maka harus memperluas destinasi pasar ekspor di luar negara-negara yang sudah menjadi mitra pasar dagang tradisional.
Tidak hanya itu, diferensiasi produk juga harus dilakukan, dengan lebih fokus pada produk yang menjadi unggulan Indonesia. “Ini tentunya tidak hanya sebatas agreement antar dua negara tetapi juga harus direalisasikan dengan mendorong dan memfasilitasi produsen agar produknya bisa diekspor ke Turki. Tentunya harus memenuhi peraturan dan standar negara Turkey,” kata Esther.
Pasar Turkey paparnya sangat prospektif karena marketnya besar. Lagi pula Turkey berbatasan dengan negara negara Eropa dan Asia. Turkey itu bisa menjadi hub bagi pasar produk Indonesia di negara Eropa lainnya.
“Tinggal bagaimana cara membuat produk Indonesia diterima di sana maka standarnya harus dipenuhi, agar bisa memenuhi standar maka produsen harus didorong dan diberi bimbingan teknis. Kalau perlu difasilitasi agar bisa ekspor ke sana,”pungkas Esther.
Berita Trending
- 1 Cuan Ekonomi Digital Besar, Setoran Pajak Tembus Rp1,22 Triliun per Februari
- 2 Warga Jakarta Wajib Tau, Boleh Cek Kesehatan Gratis Kapan Saja
- 3 Mantap, Warga Jakarta Kini Boleh Cek Kesehatan Gratis Kapan Saja tanpa Harus Nunggu Hari Ulang Tahun
- 4 Mourinho Percaya Diri, Incar Kebangkitan Fenerbahce di Liga Europa Lawan Rangers
- 5 Kemdiktisaintek Luncurkan Hibah Penelitian Transisi Energi Indonesia-Australia
Berita Terkini
-
Hati-hati, Serangan Pencurian Kredensial di Indonesia Melonjak
-
THR Pengemudi Ojol Cair H-7 Lebaran 2025, Ini Syarat dan Ketentuannya
-
Kenali Mitos Seputar Glaukoma, Penyakit Mata yang Dapat Sebabkan Kebutaan Permanen
-
Penyanyi Aidil Saputra Rilis Single Religi Perdana Bertajuk 'Aku Tak Sempurna'
-
Teman Ngabuburit yang Seru untuk Para Race Lovers!