![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Rendahnya Literasi Keuangan Masih Jadi Tantangan Besar
Foto: istimewaJAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Sadewa menyatakan adanya gap antara literasi dan inklusi keuangan masih menjadi tantangan bagi Indonesia untuk segera diperbaiki.
"Terdapat gap yang signifikan antara inklusi dengan literasi keuangan nasional," katanya dalam Webinar Infobank di Jakarta, Kamis (6/10).
Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2019 mencatat bahwa indeks inklusi keuangan nasional berada di level 76,19 persen sedangkan literasi keuangan pada level 38,03 persen.
Hal itu berarti tujuh dari 10 masyarakat Indonesia telah memiliki akses pada produk dan jasa keuangan namun hanya empat dari 10 orang yang memahami produk dan jasa keuangan.
Apabila ditelaah lebih dalam berdasarkan wilayah provinsi, gap antara inklusi dan literasi keuangan mayoritas terjadi di luar Jawa.
Menurut Purbaya, ini menunjukkan tantangan atas literasi keuangan bukan hanya terkait gap dengan inklusi namun juga kelancaran arus informasi dan edukasi keuangan di berbagai wilayah di Indonesia.
Dia mengingatkan, pemahaman masyarakat yang terbatas atas produk keuangan akan menyebabkan timbulnya berbagai risiko seperti penipuan yang pada akhirnya berdampak buruk pada perekonomian.
Terlebih lagi, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia masih tergolong rendah yaitu 38,03 persen pada 2019 yang hanya sedikit meningkat dari 29,7 persen pada 2016 dan 21,84 persen pada 2013.
Sementara untuk tingkat inklusi keuangan masyarakat Indonesia pada 2013 sebesar 59,74 persen dan telah meningkat menjadi 67,8 persen pada 2016 hingga akhirnya 76,19 persen pada 2019.
"Tantangan sektor keuangan adalah terkait literasi keuangan yang masih rendah. Tantangan ini bersifat lebih struktural namun perlu menjadi perhatian kita bersama," tegasnya.
Digitalisasi Berkembang
Selain menyoroti inklusi keuangan, Purbaya menilai literasi digital masyarakat Indonesia perlu terus ditingkatkan, karena masih dalam kategori sedang. Pasalnya, digitalisasi sangat berkembang pesat hingga memunculkan segmen-segmen tersendiri dalam ekonomi dan keuangan.
Berdasarkan data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pada 2020, indeks literasi digital masyarakat Indonesia pada 2021 berada di level 3,49 yang hanya naik sedikit dari 2020 sebesar 3,46.
Indeks literasi digital sendiri merupakan indeks yang mengukur kerangka kerja pengembangan kurikulum digital antara lain digital skills, digital ethics, digital safety dan digital culture.
Indeks ini berada di rentang level satu sampai lima dengan angka satu adalah buruk dan lima adalah baik.
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Kepala Otorita IKN Pastikan Anggaran untuk IKN Tidak Dipangkas, tapi Akan Lapor Menkeu
- 2 Masyarakat Bisa Sedikit Lega, Wamentan Jamin Stok daging untuk Ramadan dan Lebaran aman
- 3 SPMB Harus Lebih Fleksibel daripada PPDB
- 4 Polemik Pagar Laut, DPR akan Panggil KKP
- 5 Peningkatan PDB Per Kapita Hanya Dinikmati Sebagian Kecil Kelompok Ekonomi