
Rem Bus Tidak Berfungsi
Berdasarkan dugaan sementara, polisi menduga sopir bus kehilangan kendali saat turunan.
Foto: KORAN JAKARTA/Muhaimin A. UntungSUBANG - Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi kecelakaan bus pariwisata dengan nomor polisi F 7959 AA, di Tanjakan Emen, Subang, Jawa Barat, yang menewaskan 27 orang itu. Olah TKP pada Minggu (11/2) itu dilakukan dengan menggunakan metode Traffic Accident Analysis (TAA).
Kepala Korps Lalu Lintas Polri, Irjen Pol Royke Lumowa, mengatakan dugaan sementara penyebab kecelakaan tersebut akibat sistem pengereman yang tidak berfungsi. "Penyebab sementara memang itu karena rem yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya," kata Royke di lokasi kecelakaan, Minggu.
Menurut dia, dugaan penyebab kecelakaan juga dipengaruhi oleh kondisi geografi dan geometri jalan yang perlu diperbaiki. "Ketika menikung ke kanan seharusnya jalan miring ke kanan, tapi dari atas ketika ke kanan masih ada beberapa meter sedikit ke kiri atau datar. Ini turut mempengaruhi," ujar Royke. Olah TKP dilakukan sepanjang 200 meter di lokasi kecelakaan.
Dalam olah TKP tersebut, polisi menggunakan alat Faro atau kamera drone laser 3D yang menghasilkan gambar 3D untuk menggambarkan simulasi terjadinya kecelakaan. "Dia (hasil alat Faro) menjadi tiga dimensi dan animasinya muncul. Animasi itu simulasinya, dan itu bisa menjadi alat bukti di sidang pengadilan," ujar Royke.
Menurut Royke, hasil dari TAA sendiri akan dianalisis lebih mendalam selama sehari hingga dua hari. Ini termasuk sinkronisasi berdasarkan pemeriksaan saksi dan korban selamat dalam kecelakaan bus pariwisata tersebut, serta pengumpulan barang bukti lainnya. "Setelah itu, barulah kita bisa memutuskan (penyebab kecelakaan) secepatnya," ujar dia.
Kehilangan Kendali
Sementara itu, Kepala Subdirektorat Kecelakaan Korps Lalu Lintas Mabes Polri, Kombes Djoko Rudi, menambahkan, berdasarkan dugaan sementara, polisi menduga sopir bus kehilangan kendali saat turunan. "Out of control banyak sebabnya, mungkin dari aspek manusia, bisa kendaraan, bisa alam, bisa kontur jalan, bisa juga penyebab lainnya, mungkin cuaca," kata dia.
Bus pariwisata dengan nomor polisi F 7959 AA tersebut berangkat dari Ciputat, Tangerang Selatan, melewati Tol Cipularang dan mampir makan di daerah Tangkuban Perahu, Lembang, kemudian turun ke Ciater. Namun, dalam perjalanan, bus mengalami kecelakaan dan sempat menabrak pengemudi kendaraan roda dua dan terguling di Jalan Raya Bandung- Subang, Kampung Cicenang, Ciater, Subang, atau Tanjakan Emen, Jawa Barat, Sabtu (10/2), sekitar pukul 17.00 WIB.
Akibat kecelakaan itu, bus yang membawa 52 orang tersebut menewaskan 27 orang, 22 luka berat, dan tujuh orang mengalami luka ringan. Sebanyak 22 dari 26 warga Pisangan, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), yang menjadi korban kecelakaan bus di Tanjakan Emen, Subang, Jawa Barat, dimakamkan di Taman Makam Legoso, Minggu (11/2).
Pengurus Taman Makam Legoso, Abdur Rasyid, mengatakan ke-22 jenazah tersebut dimakamkan dengan dua cara berbeda. "Sebanyak 14 jenazah dikuburkan dalam dua lubang, jadi tujuhtujuh. Terus delapan jenazah dikuburkan sendiri-sendiri," kata Rasyid.
tgh/Ant/P-4
Redaktur: Khairil Huda
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Milan dan Bologna Berebut Posisi Empat Besar
- 2 Harga Cabai Makin Pedas Saja Jelang Ramadan, Pemerintah Harus Segera Intervensi Pasar Biar Masyarakat Tak Terbebani
- 3 Kurangi Kebergantungan Impor, RI Punya Potensi Besar untuk Swasembada Pangan
- 4 Perbankan, Pionir Dalam Transisi Indonesia Menuju Ekonomi Rendah Karbon
- 5 Peringati Hari Peduli Sampah Nasional, Kementerian LH Gelar Aksi Bersih Hutan Bakau Muaragembong Bekasi
Berita Terkini
-
Diam-diam Mantan Perwira CIA Membantu Blake Lively dalam Menghadapi Pertikaian dengan Sutradara Justin Baldoni
-
Dipimpin Wali Kota, Perayaan Bulan Suci Ramadan di London Masuki Tahun Ketiga
-
Aktor Gene Hackman Diperkirakan Meninggal Sembilan Hari Sebelum Ditemukan
-
Kondisi Terkini, Paus Fransiskus Beristirahat Setelah Malam yang Tenang
-
Alami 'Krisis Pernapasan', Kondisi Paus Tiba-tiba Memburuk