Relasi Erat Keluarga Dapat Sadarkan Jihadis
Emosi ini, imbuhnya, dalam berbagai kasus yang ia amati terbukti tidak cukup untuk membuat seseorang keluar dari kelompok jihad, karena terdapat loyalitas yang sudah terbangun di dalam kelompok yang ia ikuti. Meski demikian, emosi ini memunculkan sebuah momen penyadaran yang memulai proses refleksi atas tindakan yang dirasa kurang benar.
Kekecewaan tersebut kemudian berlanjut pada rasionalisasi dampak keuntungan dan kerugian yang didapatkan dari kegiatan ekstremisme yang dijalankan. Selain itu, hal lain yang tidak kalah penting adalah berkembangnya hubungan sosial dan pergaulan seorang jihadis di luar kelompok sepemikirannya, serta munculnya prioritas-prioritas baru dalam hidup seorang jihadis yang menggantikan gagasan mereka tentang jihad.
Dari berbagai faktor pendorong disengagement yang ia temui. Julie menyebutkan bahwa relasi menjadi faktor yang paling banyak memberikan pengaruh.
YK/AR-3
Komentar
()Muat lainnya