Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Regulasi Tata Niaga I Pemerintah Harus Cegah Perdagangan RI Tidak Terlalu Liberal

Relaksasi Perdagangan Membuat Industri Dalam Negeri Terkapar

Foto : ISTIMEWA

Industri Dalam Negeri

A   A   A   Pengaturan Font

"Jika relaksasi impor direalisasikan untuk komoditas yang berdaya saing, tidaklah mengkhawatirkan. Jika relaksasi impor direalisasikan untuk komoditas tekstil dan produk tekstil (TPT), dapat menjadi pemicu semakin merosotnya daya saing, pabrik tekstil yang tutup bertambah, PHK juga meningkat," katanya.

Ia pun mempertanyakan tujuan dari relaksasi impor tersebut, serta menginginkan adanya kajian lanjutan agar kebijakan yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan dan permintaan masyarakat sehingga tak menimbulkan kerugian.

"Momentum ini dapat menurunkan kepercayaan pengusaha dalam negeri terhadap keberpihakan pemerintah. Iklim usaha di dalam negeri dapat terganggu yang jika dibiarkan akan menimbulkan bibit-bibit terjadinya guncangan ekonomi nasional." katanya.

Pengamat ekonomi dari Universitas Surabaya (Ubaya), Wibisono Hardjopranoto, mengatakan, untuk meningkatkan daya saing produk, langkah awal yang harus dilakukan adalah memperbaiki daya saing SDM, karena mereka adalah garis depan dalam mengejar ketertinggalan.

"Untuk meningkatkan daya saing, pertama-pertama adalah pembentukannya lewat dunia pendidikan. Saya rasa pengembangan jalur-jalur vokasi adalah langkah yang tepat, karena ini akan dapat mengakselerai SDM kita dengan skill-skill terapan. Selanjutnya peran industri hilir. Komponen penting industri hilir tidak hanya teknologi, tapi juga tenaga kerjanya karena mereka yang menjalankan teknologinya. Jadi ada beberapa hal yang bisa dilakukan, seperti transfer teknologi dengan investor yang membuka perakitan di sini. Cara ini lebih cepat untuk meningkatkan kualitas skill SDM kita," katanya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top