Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pendidikan Tinggi | Pembangunan SDM di Bidang Iptek Jadi Prioritas

Rektor Harus Lakukan Inovasi

Foto : ISTIMEWA

Mohamad Nasir, Menristekdikti.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Para rektor harus bisa melakukan inovasi dalam menjalankan kampusnya agar bisa menghasilkan lulusan yang berdaya saing tinggi. Sebab, kalau tidak inovatif akan kalah bersaing.

Permintaan tersebut disampaikan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir, dalam keterangan tertulisnya usai meresmikan program studi pulp dan kertas di Universitas Riau, Pekanbaru, Selasa (29/1).

Terkait hal tersebut, Menristekdikti mendorong perguruan tinggi bekerja sama dengan industri yang ada di wilayahnya, sehingga menghasilkan lulusan yang bisa diserap industri. Perguruan tinggi juga diminta jeli melihat apa yang dibutuhkan oleh pasar.

"Jangan menjalankan perguruan tinggi seperti biasa. Makanya, saya minta perguruan tinggi agar dosen-dosennya 50 persen dari industri, supaya lulusannya bisa dipakai," kata dia.

Nasir menyatakan pembangunan sumber daya manusia (SDM) di bidang iptek dan pendidikan tinggi menjadi prioritas program kerja kementeriannya tahun ini. Hal ini sesuai dengan fokus kerja pemerintah di 2019 yakni pembangunan SDM.

Tahun ini, anggaran di Kemenristekdikti mencapai 41,26 triliun rupiah, atau meningkat dibanding tahun 2018 yang hanya 40,3 triliun rupiah.

Sebagian besar anggaran tersebut, kata Nasir, dirancang untuk mencetak SDM Indonesia unggul, mulai dari beasiswa mahasiswa, dosen, peneliti, dan perekayasa, hingga pengembangan riset dan inovasi. Sebab, mereka merupakan tulang punggung dalam menjadikan SDM Indonesia Inovatif, kreatif dan berdaya saing tinggi.

Salah satu cara untuk menyiapkan generasi milenial lebih berdaya saing adalah dengan meningkatkan akses pendidikan tinggi bagi mereka melalui beasiswa.

Selain itu, lanjutnya, pengembangan pendidikan vokasi juga mendapat perhatian serius pemerintah di tahun 2019. "Dengan program revitalisasi ini diharapkan pendidikan vokasi di Indonesia mampu menciptakan lulusan terampil dengan kompetensi mumpuni," katanya.

Prodi Vokasi

Terkait dengan peluncuaran program studi vokasi pulp and paper (bubur kertas dan kertas) di Universitas Riau, Menristekdikti menilai bahwa prodi ini sangat penting, khususnya di Riau. "Kami berharap kehadiran prodi baru ini bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Riau," ujarnya.

Prodi setingkat diploma tiga tersebut, merupakan program studi pulp dan kertas di Universitas Riau ini merupakan satu-satunya di Tanah Air. Prodi baru ini merupakan hasil kerja sama Universitas Riau, Tanoto Foundation, dan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP).

Nasir berharap dengan keberadaan program studi itu bisa menghasilkan SDM yang berkualitas dan mampu meningkatkan kesejahteraan di Riau.

Ia mengatakan, program tersebut sengaja diselenggarakan untuk setingkat diploma tiga karena tujuannya untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi dan profesional. "Kalau program studi ini tidak berdampak pada masyarakat sekitar, untuk apa diselenggarakan," jelas dia.

Rektor Universitas Riau, Aras Mulyadi, mengatakan program studi tersebut merupakan prodi ke-94 yang ada di Universitas Riau. "Kami berkomitmen untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang membawa manfaat bagi bangsa ini," katanya.

Presdir PT RAPP, Sihol P Aritonang, berharap prodi ini dapat melahirkan tenaga-tenaga ahli di bidang industri kertas yang kemudian hari dapat menjadi penggerak roda ekonomi di Riau. eko/Ant/E-3

Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top