Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sengketa Teritorial

Ratusan Aksi Protes Guncang Kashmir

Foto : AFP/Tauseef MUSTAFA

Unjuk Rasa l Warga Kashmir berunjuk rasa sambil meneriakkan slogan-slogan anti-India di wilayah Anchar Soura, Srinagar, pada 23 Agustus lalu. Mereka memprotes pencabutan otonomi oleh India yang dilakukan sejak 5 Agustus lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

SRINAGAR - Ratusan kali aksi protes terjadi di wilayah Kashmir yang dikuasai India dan ratusan warga terluka sejak New Delhi mencabut otonomi khusus dan diberlakukan pengekangan gerak oleh militer selama 3 pekan terakhir. Informasi itu disampaikan oleh narasumber pejabat pemerintah senior pada Rabu (28/8).

"Sekitar 500 aksi protes dan insiden pelemparan batu terjadi sejak 5 Agustus. Sebagian besar aksi dan insiden itu terjadi di Kota Srinagar," kata pejabat pemerintah senior yang enggan disebut namanya. "Polisi menembakkan peluru mimis dan gas air mata untuk membubarkan massa," imbuh narasumber itu.

Informasi itu baru bisa disampaikan karena terjadi pengekangan gerak dan pemutusan layanan telepon dan internet di wilayah Kashmir, beberapa jam setelah keputusan India untuk mencabut otonomi.

Selain pengekangan gerak, pemerintah India telah meningkatkan kehadiran pasukan untuk memperkuat kekuatan 500 ribu personel militer yang telah ditempatkan di Kashmir. Peningkatan itu dilakukan karena ada kekhawatiran terjadinya kerusuhan di wilayah yang saat ini masih terdapat pemberontak bersenjata yang menentang India sejak 1989.

"Sekitar 100 warga sipil terluka hingga saat ini, sementara ada 300 polisi dan lebh dari 100 pasukan paramiliter terluka," ucap narasumber pejabat itu. "Telah terjadi peningkatan aksi protes yang semakin meluas. Kemarahan dan pembangkangan publik pun makin meningkat," tambah dia.

Dalam keterangannya, narasumber pejabat pemerintah senior itu mengatakan bahwa upaya-upaya untuk meredakan ketegangan masih belum berhasil hingga saat ini.

"Masih terdapat penyebaran kegelisahan akibat peningkatan keamanan," kata dia sembari menambahkan pemutusan telekomunikasi telah membuat aliran informasi terkait pembangkangan di kawasan pinggiran sulit terdata.

Penahanan Warga

Sementara itu reporter AFP yang berada di Srinagar melaporkan warga Kashmir menolak untuk melanjutkan aktivitas sehari-hari secara normal sebagai perlawanan mereka. Walau otoritas telah membuka kembali sekolah-sekolah, para murid masih enggan untuk belajar. Selain itu pemilik toko pun terlihat tak melakukan bisnisnya.

Pada bagian lain, narasumber pejabat pemerintah dan pejabat keamanan mengatakan sekitar 4.000 orang telah ditahan di seluruh wilayah Kashmir. Diantara mereka yang ditahan terdapay pebisnis, dosen, aktivis dan politisi lokal, dan dilaporkan hanya segelintir dari mereka telah dibebaskan.

Seorang narasumber pejabat pemerintah senior lainnya melaporkan bahwa ada sekitar 1.350 pemrotes yang disebut polisi sebagai pelaku pelemparan batu ditahan sejak 5 Agustus.

Penahanan itu dilakukan seiring dengan seruan dari Mahkamah Agung yang memberi waktu pemerintah selama sepekan untuk menanggapi tuntutan hukum agar dihentikannya pemblokiran komunikasi untuk memudahkan media menuliskan laporannya.

Tak hanya itu, Mahkamah Agung pun mengatakan telah ada beberapa petisi yang melawan pencabutan klausul konstitusi atas otonomi Kashmir yang akan mulai disidangkan pada Oktober mendatang. SB/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, AFP

Komentar

Komentar
()

Top