Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Rasisme dan Penembakan Massal Dorong Warga AS Keturunan Asia Beli Senjata

Foto : VoA/AP/John Locher
A   A   A   Pengaturan Font

Namun, kata perawat berusia 31 tahun itu, penembakan massal di sebuah studio dansa di Monterey Park, California, membenarkan keputusannya. Beberapa jam sebelum penembakan itu, ia merayakan Tahun Baru Imlek bersama keluarganya di pasar terdekat. Pelaku penembakan ternyata orang Asia.

Apalagi, dua hari kemudian di California utara, tujuh pekerja pertanian, kebanyakan dari mereka orang Asia, ditembak mati dalam apa yang menurut jaksa adalah penembakan di tempat kerja yang dilakukan oleh seorang warga keturunan Asia berusia 66 tahun.

Penembakan massal lainnya bisa terjadi, kata Siu, yang telah mengajukan izin untuk membawa senjatanya di tempat umum. Mengetahui bahwa ia memiliki senjata untuk berjaga-jaga dan menanggapi situasi itu membuat hatinya tenang.

Siu tidak sendirian. John Jung, seorang warga Amerika keturunan Korea, juga memutuskan membeli senjata dan mengambil kursus menembak karena sering terjadinya penembakan massal di AS. Keputusan Jung terkait kepemilikan senjata juga dipengaruhi oleh meningkatnya serangan rasis terhadap orang-orang Asia selama beberapa tahun terakhir yang bertepatan dengan penyebaran virus korona.

"Penembakan massal dan pandemi baru-baru ini benar-benar menegaskan perlunya keterampilan menggunakan senjata. Saya pikir kebutuhan akan pelatihan untuk membela diri selalu ada, tapi mungkin saya terlalu naif. Tapi melihat semua itu terungkap langsung, Anda tahu, secara online atau di mana pun, itu benar-benar menekankan perlunya saya memiliki seperangkat keterampilan defensif," tutur dia.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top