Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kehidupan Berbangsa - Masalah Intoleransi Harus Bisa Dikikis Habis

Ramadan Momentum untuk Memperkuat Persatuan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Untuk mengikis habis masalah intoleransi di tengah masyarakat, seluruh pihak harus bisa menjadikan momentum Ramadan untuk memperkuat persatuan.

JAKARTA - Para pejabat hendaknya dapat menjadi penyelenggara negara yang baik dengan memperkuat kerja sama dan tak saling menyalahkan. Momentum Ramadan ini diharapkan dapat menguatkan silaturahmi demi memperkuat persatuan bangsa.

"Bagi DPR, tentu sebagai lembaga perwakilan rakyat harus senantiasa menjalankan fungsi check and balances antarcabang kekuasaan negara sesuai koridor UUD 1945. Semuanya dalam kerangka membangun negara yang kita cintai ke arah yang lebih baik," kata Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Bambang Soesatyo, di Jakarta, Senin (28/5).

Bambang Soesatyo yang biasa disapa Bamsoet saat menjadi tuan rumah buka puasa bersama di rumah dinas Ketua DPR di Kompleks Widya Chandra, mengingatkan tak lama setelah Ramadan usai, bangsa Indonesia akan menghadapi Pilkada serentak pada 27 Juni 2018. Selain itu, tahun 2018 ini juga merupakan tahun persiapan menghadapi Pemilu serentak 2019.

Karena itu, Ramadan kali ini harus dijadikan momentum untuk selalu menjalin silaturahmi antarsesama anak bangsa, terlebih di antara para elite politik. Dalam sambutannya secara berseloroh, Bamsoet menyampaikan yang hadir dalam buka puasa ini hampir semua cawapres yang siap mendampingi Jokowi berkontestasi pada 2019 mendatang.

"Ada Pak Airlangga, ada Pak Rommy, ada Pak Zulkifli Hasan, ada Muhaimin Iskandar walau berhalangan datang, tapi menyampaikan bahwa beliau tetap cawapres. Kalau Pak Jokowi masih bimbang, di sini ada Ketua MK, Ketua MA, Ketua KY, Ketua BPK, dan ada ketua KPK yang siap melaksanakan fit and proper test untuk cawapres Pak Jokowi," Bamsoet berkelakar.

Atasi Intoleransi

Lebih lanjut, mantan Ketua Komisi III DPR ini menyampaikan perbedaan yang ada di Indonesia harus menjadi rahmat dan bukan sebaliknya. Dengan demikian, Bamsoet meyakini permasalahan intoleransi yang kembali merebak bisa terkikis habis. Intoleransi bukan hanya dalam kehidupan beragama saja, melainkan juga dari berbagai bidang kehidupan lain.

"Sebab sebuah keniscayaan adanya perbedaan di antara kita, baik dari suku, ras, golongan, agama, dan bahkan pilihan politik. Tetapi, kesemuanya itu harus dikelola untuk kemaslahatan umat dan rakyat Indonesia. Elite politik harus memberikan contoh bagaimana menjalankan toleransi dalam kehidupan. Kita memang berbeda dalam banyak hal, namun tetap bersatu dalam kebersamaan. Ramadan harus menjadi spirit bersatu padu, tetapi tidak menghilangkan keanekaan," jelas Bamsoet.

Ia berharap Ramadan memberikan kesempatan sekaligus peluang untuk meningkatkan kualitas diri serta menjaga persatuan. Sepatutnya semua pihak menyadari bahwa bila perpecahan terjadi, akan membuat bangsa lemah tak berdaya.

"Marilah di bulan Ramadan ini kita refleksikan sebagai panggilan kepada semua anak bangsa untuk kembali menyatukan hati dan tindakan. Untuk selalu mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan kita sendiri," kata Bamsoet.

Sekretaris Jenderal PDI-P, Hasto Kristiyanto, mengaku partainya memanfaatkan bulan Juni yang menjadi bulan Bung Karno sebagai momentum menggelorakan persatuan nasional. PDI-P secara khusus menggelar kegiatan bersifat nasional di bulan Juni dengan seluruh komponen masyarakat.

Kegiatan-kegiatan tersebut, kata Hasto, diyakini membawa semangat berbangsa dan bernegara yang dilandasi nilai luhur sebagai bangsa besar dan ajaib karena dikaruniai kebinekaan, tapi bisa bersatu sesuai nilai Pancasila.

ion/SB/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Sriyono, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top