
Ramadan Bawa Cuan! Perajin Kolang-Kaling Lebak Panen Rezeki
Pedagang kolang-kaling di Pasar Rangkasbiting Kabupaten Lebak tampak ramai pada bulan Ramadhan karena permintaan konsumen untuk makanan berbuka puasa.
Foto: ANTARA/MansyurLEBAK - Kolang-kaling menjadi salah satu bahan makanan yang populer selama bulan puasa, terutama untuk takjil dan minuman segar saat berbuka. Teksturnya yang kenyal dan rasanya yang menyegarkan membuatnya cocok dikombinasikan dengan berbagai hidangan.
Kolang-kaling bukan hanya lezat tetapi juga penuh manfaat, menjadikannya pilihan sempurna untuk berbuka puasa. Dengan berbagai cara penyajian, hidangan ini bisa menjadi favorit di meja Ramadan.
Ramadhan 1446 Hijriah/2025 Masehi membawa berkah bagi perajin kolang-kaling di Lebak Banten sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan warga pedesaan, bahkan kini mereka kewalahan melayani permintaan konsumen.
"Semua warga di sini kebanyakan perajin kolang-kaling dan sudah ditampung oleh konsumen dari luar daerah," kata Gezi (45), seorang perajin di Kalanganyar Kabupaten Lebak, Jumat (14/3).
Kolang-kaling adalah buah enau --sudah dikupas-- bentuknya kecil agak bulat, berwarna putih bening, untuk bahan campuran kolak dan es campur atau makanan lain yang sangat diminati saat Ramadhan.
Saat ini, dirinya bersama warga lainnya memproduksi kolang-kaling untuk melayani pelanggan tetap khususnya pedagang penampung di pasar Kebayoran, Palmerah, Serpong, Tangerang juga Parung Panjang.
Para penampung kolang-kaling yang dipesan nantinya dijual secara eceran oleh mereka.
Perajin menjual kolang-kaling ke konsumen itu Rp8.000 ribu per kilogram dan jika terjual dua ton sehingga menghasilkan pendapatan Rp16 juta/hari.
Dari pendapatan Rp16 juta itu bisa meraup keuntungan bersih Rp1,5 juta per hari setelah dipotong biaya modal, upah pekerja dan transportasi.
Ia mendapatkan kolang-kaling dari pohon aren dari Kecamatan Sobang, Muncang, Citorek, Leuwidamar, hingga Gunungkencana.
Produksi kolang-kaling itu bisa menyerap tenaga kerja hingga lima orang dan bisa membantu ekonomi keluarga mereka dengan pendapatan upah Rp120 ribu per hari.
"Kami sudah 15 tahun sebagai perajin kolang-kaling pada bulan Ramadhan dan jika bulan biasa berjualan sayuran," katanya.
Begitu juga perajin kolang-kaling lainnya, Yayan warga Cigemblong Kabupaten Lebak mengatakan dirinya merasa kewalahan melayani permintaan konsumen yang datang ke daerah mereka yang kebanyakan pedagang eceran dan sudah menjadi langganan setiap Ramadhan.
Namun, pihaknya hanya mampu memproduksi kolang-kaling sebanyak 1 ton per hari.
"Kami hari ini memasok kolang-kaling ke pasar Rangkasbitung dan Malingping sebanyak 1 dengan harga Rp10 ribu per kilogram dan bisa menghasilkan pendapatan Rp10 juta," katanya.
Nanang (45) pengumpul kolang-kaling warga Kabupaten Lebak mengaku setiap hari menerima produksi komoditas tersebut dari perajin di Kecamatan Sobang, Cigemblong, Cibeber, Muncang dan Cijaku.
Daerah-daerah itu merupakan sentra perkebunan aren yang menghasilkan kolang-kaling dan gula aren.
"Kami sehari bisa menjual antara tiga sampai empat ton menggunakan kendaraan pick up dan bisa meraup keuntungan sekitar Rp3,5 juta per hari," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lebak Yani mengatakan pada Ramadhan itu cukup diuntungkan masyarakat pedesaan di daerah itu menjadi perajin kolang-kaling sehingga terbantu ekonomi keluarga mereka.
"Saya kira kebanyakan warga pedesaan itu memproduksi kolang- kaling hanya bulan Ramadhan," katanya.
Berita Trending
- 1 Cuan Ekonomi Digital Besar, Setoran Pajak Tembus Rp1,22 Triliun per Februari
- 2 Warga Jakarta Wajib Tau, Boleh Cek Kesehatan Gratis Kapan Saja
- 3 Mantap, Warga Jakarta Kini Boleh Cek Kesehatan Gratis Kapan Saja tanpa Harus Nunggu Hari Ulang Tahun
- 4 Mourinho Percaya Diri, Incar Kebangkitan Fenerbahce di Liga Europa Lawan Rangers
- 5 Kemdiktisaintek Luncurkan Hibah Penelitian Transisi Energi Indonesia-Australia