Rakyat Filipina Peringati 37 Tahun Penggulingan Diktator Marcos
Para pedemo mengusung orang-orangan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr dan mantan presiden Rodrigo Duterte dalam pawai peringatan ke-37 tahun revolusi "People Power" yang menggulingkan ayah Presiden Marcos Jr, di Quezon City, Sabtu, 25 Februari 2023.
MANILA - Peringatan 37 Tahun revolusi "People Power" atau Kekuatan Rakyat yang menumbangkan ayah Presiden Filipina Ferdinand Marcos Junior diwarnai demo meriah pada Sabtu (25/2). Revolusi itu tidak hanya berhasil melengserkan diktator Filipina, tapi juga mengusir keluarga Marcos ke pengasingan.
Demo pada Sabtu (25/2) adalah peringatan pertama gerakan itu sejak Marcos Jr dilantik menjadi presiden Filipina pada Juni 2022. Marcos Jr kerap memuji rezim ayahnya yang berjalan selama dua puluh tahun. Para kritikus menggambarkan masa itu sebagai periode kelam pelanggaran hak-hak asasi manusia (HAM) dan korupsi yang mengakibatkan Filipina menjadi negara miskin.
Di tengah alunan musik rock yang menggelegar dari pengeras suara, ratusan pedemo berpawai di monumen "People Power" di Manila, ibu kota Filipina, untuk mengenang era yang brutal. Di antara para pedemo adalah para penyintas dari hukum darurat militer yang diterapkan Marcos. Hukum darurat militer itu berujung pada pembunuhan, penyiksaan, dan penahanan ribuan musuh politik serta para kritikus.
Sejumlah pedemo menyerukan "Marcos, Duterte, sama-sama diktator fasis" yang merujuk pada mantan presiden Rodrigo Duterte dan penggantinya, Marcos Jr. Sekitar 200 anggota polisi tampak berjaga dekat para pedemo.
Hampir empat dasawarsa sejak penggulingan Marcos Senior, Julio Montinola, mengatakan kepada AFP bahwa tantangannya adalah menjaga "pesan dan semangat" pergerakan agar tetap hidup.
"Sayangnya, pesan itu tidak sampai ke generasi berikutnya," kata Montinola. "Intinya dia (Marcos Jr) dipilih oleh rakyat."
Kyle Navera mengatakan dia pernah mendengar "hal-hal buruk yang terjadi" kepada pihak-pihak yang menentang Marcos Sr.
"Sepertinya dia (Marcos Jr) mulai berlaku (seperti ayahnya). Saya berharap dia tidak melakukan hal yang sama," kata remaja laki-laki berusia 13 tahun itu. Navera merujuk pada perang terhadap narkoba yang dimulai oleh pendahulu Marcos Jr, Rodrigo Duterte.
Marcos Jr mengirimkan karangan bunga putih berukuran besar ke monumen yang terletak di jalan protokol di mana protes tanpa pertumpahan darah pernah digelar.
"Saya sekali lagi menawarkan rekonsiliasi kepada mereka yang memiliki pemikiran politik yang berbeda untuk bersama-sama membentuk masyarakat yang lebih baik," kata Marcos Jr.
Redaktur : Lili Lestari
Komentar
()Muat lainnya