Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pelanggaran Regulasi

Raksasa "E-Commerce" Tiongkok MoCan Alami Kebangkrutan

Foto : ISTIMEWA

Ilustrasi platform “e-commerce”

A   A   A   Pengaturan Font

SHENZHEN - Raksasa e-commerce Tiongkok, MoCan, tiba-tiba menyatakan bangkrut, meninggalkan banyak pemasok berduyun-duyun ke cabang MoCan di Shenzhen untuk menuntut pembayaran mereka dari perusahaan. Namun, ketika mereka tiba di kantor perusahaan, mereka menemukan bahwa ruangan itu kosong.

MoCan adalah salah satu dari sepuluh perusahaan platform e-commerce lintas batas teratas. Ini memiliki cabang di Shanghai atas nama perusahaan teknologi internet MoCan. Bisnis MoCan terutama berkaitan dengan pakaian.

Dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya terlihat dalam bisnis dan telah meluncurkan rantai pakaian ke-13 dengan pemilik toko kecil dan pemasok aksesori.

"Namun, sejak beberapa bulan terakhir kemajuan perusahaan tersendat ketika tersiar kabar bahwa perusahaan berutang gaji kepada berbagai pekerjanya yang tidak dibayar selama bertahun-tahun, dan selanjutnya perusahaan mem-PHK banyak karyawan. Selanjutnya, kantor pusat perusahaan itu kosong," kata Senior Manager di Procter & Gamble, Rashi Maheshwari, baru-baru ini.

Menurut sebuah laporan VOVA, MoCan dan Lebbay Guangzhou adalah dimiliki pihak yang sama. Tetapi, mereka beroperasi di bawah merek yang berbeda. Namun, MoCan adalah unit perwakilan untuk menandatangani kontrak dengan karyawan untuk bekerja di VOVA.

Alasan Kebangkrutan

Sesuai kebijakan Amazon, satu entitas atau orang dapat memiliki satu akun. Tetapi karena transaksi lintas batas dan berbagai jumlah perusahaan, platform itu memiliki ribuan akun Amazon.

Namun jika pada pemeriksaan atau peninjauan ditemukan bahwa entitas terkait maka semua akun ditangguhkan atau semua akun dilanggar karena pelanggaran kebijakan, dan nasib e-commerce ini disegel dengan satu kesalahan kebijakan. Ini bukan hal baru di Tiongkok.

Perusahaan Tiongkok itu mengapungkan sejumlah anak perusahaan di unit-unit lepas pantai. Salah satu perusahaan berbasis teknologi terbesar Ali Baba memiliki lebih dari 900 anak perusahaan. Jenis transaksi pihak terkait yang terlibat di luar imajinasi.

Dengan tindakan keras pemerintah Tiongkok terhadap perusahaan teknologi, berbagai perusahaan sedang dalam proses untuk mengajukan kebangkrutan karena melanggar berbagai kebijakan.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top