Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ragam Cerita Menawan tentang Keajaiban Bersyukur

A   A   A   Pengaturan Font

Judul : Kekuatan Bersyukur

Editor : Amy Newmark dan Deborah Norville

Penerbit : Gramedia

Cetakan : Pertama, 2018

Tebal : xvii + 504 halaman

ISBN : 978-602-03-8103-9

Philip Watkins, profesor psikologi dari Eastern Washington State University, berhasil menyingkap bahwa rasa syukur sangat membantu menjaga bisnis emosional dari kenegatifan hidup. Dia juga menemukan relasi antara emosi positif yang diciptakan oleh rasa syukur dan ketahanan. Orang bersyukur lebih mampu mengatasi masalah hidup.

Ragam cerita menawan tentang keajaiban bersyukur dihimpun dengan sangat baik dalam buku ini. Kisah menggugah dialami Richard Weinman yang menabrak truk semen hingga tubuhnya luka parah. Dokter harus memasukkan lempeng logam guna menyambungkan tulang-tulang yang patah. Sepulang dari rumah sakit dia merenung dan mendapati dua pilihan: menangisi semua yang terjadi atau bersyukur dan melakukan pekerjaan.

Di tengah keterbatasan fisik dan dibantu alat khusus, dia mulai menulis kisah hidupnya. Esainya diterapkan dalam program pengembangan profesi di lokakarya pengajaran dan perguruan tinggi. Kepingan-kepingan tulisan menjelma sebuah blog. Dua kali sebulan blog itu ditayangkan berbagai kelompok pendamping untuk meningkatkan hidup lansia di panti bersarana bantuan khusus. Dia juga membuat video dokumenter menggambarkan kehidupannya di panti tersebut. Video itu bergaung ke seluruh negeri dan digunakan oleh perwakilan 50 negara bagian AS.

Dengan bantuan kursi roda, Richard tampil sebagai pembicara di konferensi tingkat daerah dan nasional. Dia terpilih berperan serta dalam pertemuan wilayah di Konferensi Gedung Putih tentang lansia. Namanya termaktub dalam buku 50 Fabulous Older People (50 Lansia Hebat).

Richard bersyukur, truk semen yang mengacaukan hidupnya justru meletupkan perubahan besar hidup. Dia bisa mengajar, menulis, bepergian, bersukarela, menyebarkan pengaruh, dan menunjukkan kepedulian (hlm 20).

Deborah Norville, editor buku, menyimpulkan bahwa bersyukur merupakan kekuatan dahsyat yang mengandung berlimpah manfaat. Misalnya, optimisme, semangat lebih tinggi, daya cipta lebih luas, usia lebih panjang, berani menghadapi tantangan, sistem imun lebih tinggi, dan keterampilan kognitif lebih meningkat. Lebih dari itu, rasa syukur mampu membangun sistem kekebalan psikologis sebagai bantalan saat jatuh. Orang yang bersyukur lebih kebal terhadap stres dan depresi.

Cerita lain yang menginspirasi dibagikan Jodi Rene Thomas, ibu satu anak yang hidup pas-pasan. Aliran listrik kontrakan diputus karena terlambat membayar dan terancam segera hengkang. Di tengah kegalauan, muncul hasrat merayakan Thanksgiving (ucapan syukur) bagi anak yatim piatu. Dia rela melego leontin hadiah mendiang neneknya demi menghidangkan makanan bagi kaum tak punya.

Acara berlangsung sukses dan meriah, kendati hanya berbekal lilin sebagai penerang. Semua undangan menikmati santap malam dan berbincang hangat. Jodi bersyukur atas pencapaian terbaik sepanjang hidupnya. Keesokannya, saat membereskan rumah dari sisa pesta, dia menemukan sebuah koper bertuliskan: "Terima kasih karena telah memberi."

Di dalam koper banyak kartu ucapan dan pemberi semangat. Ada pula uang yang membuat Jodi berteriak terkesiap begitu mengetahui besaran jumlahnya. Uang itu lebih dari cukup untuk melunasi tunggakan listrik dan membayar sewa kontrakan. Bahkan, ada catatan rekening yang dibukakan khusus agar teman-temannya dapat mengirimkan uang dari berbagai pelosok (hlm 472).

Tindakan Jodi, dalam pandangan para psikolog disebut "spiral ke atas". Satu pemikiran positif mendorong pemikiran positif lainnya. Rasa syukur diwujudkan dengan cara membantu orang lain. Bermurah hati bisa menjadi jalan mencecap kebahagiaan. Ini mengingatkan pada puisi Kahlil Gibran, "Kemurahan hati ialah memberi lebih banyak daripada yang engkau mampu dan kebanggaan adalah mengambil lebih sedikit daripada yang engkau perlu."


Diresensi Ahmad Jauhari, Staf di Yayasan Tarbiyatul Wathon, Gresik

Komentar

Komentar
()

Top