Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Radikalisme dan Fanatisme Politik

Foto : koran jakarta/ones
A   A   A   Pengaturan Font

Menjelang hiruk-pikuk politik, diingatkan kembali pada istilah atau gerakan radikalisme dan fanatisme politik. Dua kata itu seringkali ditukar-tukarkan, bahkan digunakan serampangan untuk menyerang. Padahal keduanya mempunyai dasar pijakan dan penggunaan yang berbeda. Tak aneh dua kata itu selalu diasosiasikan secara peyoratif (pemburukan makna) yang terus dipertahankan sesuai kepentingan.

Orang fanatik belum tentu radikal. Tetapi, orang radikal sangat mungkin fanatik. Konsisten pada keyakinan bisa menjadikan orang fanatik. Jangan sampai terjadi fanatik buta, sehingga menegasikan paham/keyakinan lain. Fanatisme cenderung menjadi negatif kalau disertai tindakan radikal. Radikal bisa juga berkonotasi negatif, bahkan bisa dianggap setingkat di bawah teroris.

Baca Juga :
Curi Start Pilpres

Orang radikal sangat susah menjadi moderat karena keyakinannya yang berlebihan. Sementara itu, orang fanatik bisa menjadi moderat, bahkan agak liberal. Kaum liberal sekelompok orang yang meyakini pendapatnya secara konsisten atas kepercayaannya. Hanya di sini ada liberal yang meyakini ajaran agama secara benar dan menganggap perbedaan sebagai hal yang jamak. Radikalisme biasanya tidak pernah mengakomodasi kelompok moderat, apalagi liberal.

Radikalisme dan fanatisme yang selama ini dipakai untuk mengamati fenomena perilaku keagamaan juga bisa dipakai untuk mengamati perilaku politik. Seandainya politik berkaitan dengan kekuasaan, bisa diartikan tujuan utamanya mempertahankan atau merebut kekuasaan. Orang-orang sangat bernafsu bertahan atau merebut kekuasaan karena meyakini bahwa dengan berkuasa akan bisa mewujudkan cita-cita, ambisi, dan kepentingan kelompoknya.

Kalaupun diklaim sebagai kepentingan rakyat, itu sekadar bungkus sebagai jalan untuk meraih kekuasaan politik. Selamanya, politik akan berkaitan dengan kepentingan diri dan kelompok, vis avis kepentingan rakyat.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top