Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kebijakan BI

Racikan Jamu Moneter untuk Jaga Stabilitas Perekonomian

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Kedua, intervensi ganda (dual intervention) di pasar valas dan di pasar surat berharga negara (SBN) terus dioptimalkan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah, penyesuaian harga di pasar keuangan secara wajar, dan menjaga kecukupan likuiditas di pasar uang. Ketiga, strategi operasi moneter diarahkan untuk menjaga kecukupan likuiditas khususnya di pasar uang rupiah dan pasar swap antar bank. Terakhir, komunikasi yang intensif khususnya kepada pelaku pasar, perbankan, dunia usaha, dan para ekonom untuk membentuk ekspektasi yang rasional sehingga dapat memitigasi kecenderungan nilai tukar rupiah yang terlalu melemah (overshooting) dibandingkan dengan level fundamentalnya.

"Kebijakan ini sebagai langkah pre-emptive, front-loading, dan ahead of the curve BI untuk memperkuat stabilitas nilai tukar terhadap perkiraan kenaikan suku bunga AS yang lebih tinggi dan meningkatnya risiko di pasar keuangan global," jelas Perry. bud/R-1

Potensi Melambat

Dalam menyikapi faktor eksternal, khususnya ketidakpastian ekonomi global baik rencana kenaikan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) maupun ketegangan perdagangan Amerika Serikat dengan Tiongkok, BI dalam beberapa kali RDG bulanan tetap menaikkan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate hingga puncaknya ke level 6 persen pada, Kamis 15 Oktober 2018.

Bank sentral sadar bahwa kebijakan tersebut dari sisi tanggung jawab menjaga stabilitas kurs rupiah memang penting, namun di sisi lain akan menghambat laju pembiayaan, sehingga pertumbuhan ekonomi berpotensi melambat. Sebagai otoritas moneter, Perry yang menganalogikan kenaikan suku bunga sebagai jamu pahit perekonomian harus diimbangi dengan jamu manis kebijakan makroprudensial yang akomodatif dengan melonggarkan kembali Rasio Loan to Value/Financiang to Value (LTV/FTV) untuk Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) fasilitas kredit pertama, inden, dan termin pembayaran. Selain itu, menyempurnakan ketentuan GWM LFR menjadi Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) untuk mendorong intermediasi perbankan dan mengimplementasikan instrumen Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) untuk meningkatkan fleksibilitas pengelolaan likuiditas perbankan serta mempertahankan besaran CCB pada level 0 persen.
Halaman Selanjutnya....

Penulis : Vitto Budi

Komentar

Komentar
()

Top