Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Ukraina I Russia: Perundingan Damai dengan Ukraina Temui Jalan Buntu

Putin Bersumpah Capai Semua Tujuan Operasi Militer

Foto : AFP/Sputnik/Yevgeny BIYATOV 

Tekad Putin l Presiden Russia, Vladimir Putin, berpidato saat mengunjungi Kosmodrom Vostochny di Amur Oblast, Timur Jauh Russia, Selasa (12/4). Dalam pidatonya, Presiden Putin menegaskan bahwa semua tujuan operasi militer khusus negaranya di Ukraina akan tercapai.

A   A   A   Pengaturan Font

MOSKWA - Presiden Russia, Vladimir Putin, mengatakan bahwa semua tujuan operasi militer khusus negaranya di Ukraina akan tercapai. Hal itu disampaikan Presiden Putin di Kosmodrom Vostochny di Amur Oblast, Timur Jauh Russia, jelang pertemuan dengan Presiden Belarus, Aleksandr Lukashenko, pada Selasa (12/4).

Putin mengatakan bentrokan antara Russia dan Ukraina tidak dapat dihindari karena Barat mengubah Ukraina menjadi pangkalan anti-Russia.

"Ukraina berubah menjadi pijakan anti-Russia, bibit-bibit nasionalisme dan neo-Nazisme tumbuh dengan hati-hati di sana, masalah yang sudah ada sejak lama," kata Putin. "Neo-Nazisme tumbuh secara khusus, dan bentrokan Russia dengan pasukan ini tidak dapat dihindari, mereka hanya memilih waktu untuk menyerang," imbuh Presiden Russia itu.

Dalam pidatonya, Putin juga memuji tentara Russia dengan mengatakan para prajurit bertempur dengan berani dan kompeten.

"Tidak ada keraguan bahwa militer Russia akan mencapai tujuan mereka. Tujuannya sangat jelas dan mulia. Tujuan utama kami adalah membantu orang-orang di Donbass, yang kami akui, harus melakukannya karena otoritas Kyiv, didorong oleh Barat, menolak untuk mengimplementasikan perjanjian Minsk yang ditujukan untuk solusi damai atas masalah Donbass," tutur dia.

Presiden Putin pun mengatakan bahwa perundingan damai dengan Ukraina menemui jalan buntu. "Kyiv telah menggagalkan upaya pembicaraan damai. Kami kembali ke situasi buntu bagi kami," kata Putin.

Putin juga meremehkan Barat karena gagal mendepak Moskwa dari kancah dunia internasional, meski sanksi-sanksi tersebut telah mendorong Russia ke jurang resesi terburuk sejak tahun-tahun setelah jatuhnya Uni Soviet pada 1991.

"Mustahil untuk mengisolasi siapapun di dunia modern, terutama negara yang sangat luas seperti Russia," ucap Putin.

Kemudian Putin menolak klaim Ukraina dan Barat bahwa Russia telah melakukan kejahatan perang dan menyebut hal itu sebagai berita palsu.

Tawaran Zelenskyy

Sementara itu Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, pada Rabu (13/4) mengajukan tawaran pada Moskwa untuk menukar taipan pro-Putin dengan warga Ukraina yang ditangkap pasukan Russia.

Taipan yang dimaksud adalah konglomerat Viktor Medvedchuk, 67 tahun, yang ditangkap oleh Kyiv setelah melarikan diri dari tahanan rumah setelah invasi Russia.

"Saya mengusulkan kepada Federasi Rusia untuk menukar pria ini dengan anak laki-laki dan perempuan kami yang sekarang berada di tahanan Russia," kata Zelenskyy dalam sebuah alamat video yang diposting diTelegram.

Medvedchuk adalah salah satu orang terkaya di Ukraina dan ia adalah sekutu dekat dan orang paling berpengaruh bagi Presiden Putin. Ia ditahan sejak tahun lalu atas tuduhan makar dan mencoba mencuri sumber daya alam dari Crimea yang dicaplok Russia dan menyerahkan rahasia militer Ukraina ke Moskwa. AFP/VoA/Anadolu/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top