Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Dunia Usaha l Daya Beli Menurun, Pemilik Toko Pilih Tutup Kiosnya

Pusat Elektronik Glodok Sepi

Foto : koran jakarta/nissa ibrahim

Sejumlah kios di lantai 1 Pusat Elektronik, Glodok, Jakarta Barat sudah ditutup oleh pemiliknya, Jumat (14/7). Beberapa pemilik toko atau kios elektronik mengaku dalam dua tahun terakhir sepi pembeli, sehingga usahanya bangkrut dan kiosnya terpaksa ditutup dan sebagian disewakan.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pasar Glodok merupakan salah satu bukti sejarah dalam perjalanan terbentuknya Kota Batavia. Sebab pasar yang berada di kawsan Taman Sari, Jakarta Barat ini sudah ada sejak jaman Belanda.

Berbagai macam barang tersedia di Pasar Glodok. Namun yang membuat pasar ini menjadi salah satu destinasi belanja yang wajib dikunjungi karena banyak tersedia barang- barang elektronik dengan berbagai model dan harga yang sangat miring.

Namun sayangnya, kini pasar tersebut perlahan-lahan mulai terlupakan oleh masyarakat. Padahal sebelumnya, sangat ramai didatangi pembeli baik eceran, maupun pembeli partai besar tak hanya dari warga Jakarta tetapi juga hampir dari penjuru kota Indonesia.

Salah satu penjaga toko Mega Elektronik di Glodok, Sari, 35 tahun, mengamini hal tersebut. Sejak membuka tokonya pagi hari tadi, Jumat (14/7) hingga siang hari hanya bisa duduk-duduk di belakang kaca etalase yang memajang seluruh dagangannya sambil membersihkan satu per satu barang elektronik seperti Laptop, Kamera Single Lense Resolution (SLR), Speaker, dan lainnya yang sudah mulai berdebu karena terlalu lama mejeng di etalase. "Belum ada pembeli yang datang sama sekali hari ini," ujar Sari.

Kondisi wilayah Glodok saat ini, diakui Sari tidak seramai dulu, sebelum mall-mall dan toko online menghiasi dunia perbelanjaan. Bahkan saking ramainya pengunjung yang datang, mereka rela berdesak-desakan mengitari seluruh toko elektronik yang ada.

Daya Beli

Sejak beberapa tahun terakhir, pemandangan tersebut sudah sangat jarang terjadi, meskipun di hari libur seperti Sabtu dan Minggu ataupun hari libur. Pengunjung dapat leluasa melenggang memutari seluruh gedung tanpa berdesak-desakan maupun bersentuhan dengan pengunjung yang lain. "Banyak yang tutup, karena pembelinya sepi banget, mungkin mereka lebih memilih belanja di Mall atau online," terang dia.

Karena daya beli masyarakat yang semakin menurun, banyak pemilik toko yang kemudian memilih untuk menutup kiosnya. Hal tersebut terlihat dari mulai lantai 2 hingga 5 banyak toko-toko elektronik yang lebih memilih tak berjualan. Bahkan di beberapa pintu toko dijumpai selembar kertas yang bertuliskan disewakan.

Kejadian tersebut juga dialami oleh pemilik toko Salsa Elektronik, Viona, 47 tahun, yang mengatakan sepinya pengunjung yang datang sangat berdampak kepada jumlah barang dagangan yang mampu ia jual. Dengan demikian pendapatan atau omzet yang ia terima juga sangat menurun drastis.

"Dulu setiap hari masih ada pembeli, paling sedikit 5 atau 10. Kalau sekarang mah, sehari dapat satu pembeli saja sudah syukur Alhamdulillah," ungkap Viona.

Wanita paruh baya itu mengatakan sangat kebingungan bagaimana caranya agar jualannya tetap laku, mengingat kondisi ekonomi yang lemah dan daya beli masyarakat juga ikut melemah. Dia juga mengaku tak menutup kemungkinan, tokonya akan mengikuti jejak rekan seprofesinya yang menutup telah memutuskan untuk menutup toko.

"Kalau enggak ada pembeli terus, enggak bisa bayar kontrak tempat. Ya terpaksa ikut tutup juga," keluh dia.

nis/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy

Komentar

Komentar
()

Top