Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pupuk Langka, Dunia Kekurangan 66 Juta Ton Bahan Pangan Pokok

Foto : Istimewa

Ladang di Srilanka terbengkalai karena kekurangan pupuk dan bahan bakar, membuat budidaya mengalami kerugian.

A   A   A   Pengaturan Font

ROMA - Program Pangan Dunia atau World Food Programme (WFP) pada Selasa (29/11), mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dunia sangat membutuhkan "upaya bersama" untuk mengatasi krisis pasokan pangan global, yang telah diperburuk oleh invasi Rusia ke Ukraina.

Kedua negara adalah pengekspor makanan dan pupuk utama ke pasar dunia berkembang, dan WFP mengatakan bahwa petani kecil sangat terpukul oleh kenaikan biaya, inflasi dan penyumbatan rantai pasokan.

"Kita tidak bisa membiarkan masalah aksesibilitas pupuk global menjadi kekurangan pangan global. Menghubungkan kembali pasar pupuk sangat penting," kata WFP dalam situs resmi Perserikatan Bangsa Bangsa.

Secara terpisah, Kepala Ekonom dan Direktur Layanan Analisis dan Tren Ketahanan Pangan WFP, Arif Husain, mengatakan,
bahwa saat ini dunia mengalami kekurangan 66 juta ton bahan pangan pokok akibat kekurangan dan harga pupuk yang tak terjangkau.

Dikutip dari Voice of America, Arif mengungkapkan bahwa negara maju dan berkembang bergantung pada pupuk untuk setengah dari produksi pangan mereka.

"Satu hal, setengah dari produksi pangan negara maju dan berkembang bergantung pada tersedianya pupuk. Sekarang, dengan semua yang terjadi, kita kekurangan 66 Juta ton bahan pangan pokok karena kelangkaan dan ketidaktersediaan dari pupuk," ujarnya melalui Skype.

"Saya bicara soal jagung, gandum dan nasi,
66 Juta ton bahan pangan pokok itu cukup untuk memenuhi kebutuhan 3,6 miliar orang untuk satu bulan," tegasnya.

'Untuk ketahanan pangan global'

Pengiriman pertama pupuk yang disumbangkan oleh produsen Rusia ke negara-negara yang terpukul keras oleh meningkatnya kerawanan pangan global, telah meninggalkan Belanda menuju Malawi.

Dujarric menegaskan kembali bahwa PBB menyambut baik sumbangan 260.000 metrik ton pupuk yang telah disimpan di pelabuhan dan gudang Eropa. "Yang akan berfungsi untuk meringankan kebutuhan kemanusiaan dan mencegah bencana kehilangan panen di Afrika, yang saat ini sedang musim tanam," tuturnya.

Pengiriman pertama sebesar 20.000 ton meninggalkan Belanda dengan Program Pangan Dunia (kapal yang disewa WFP, MV Greenwich pada Selasa, dan akan berlabuh di Mozambik, kemudian akan diangkut ke Malawi yang terkurung daratan.

"Ini akan menjadi yang pertama dari serangkaian pengiriman pupuk yang ditujukan ke sejumlah negara lain di benua Afrika dalam beberapa bulan mendatang," tambah Dujarric.

Dalam pernyataan dari Juru Bicara PBB,
Stéphane Dujarric, Sekjen PBB António Guterres berterima kasih kepada Rusia, Malawi, dan Belanda dalam koordinasi erat dengan Uni Eropa "atas kesediaan mereka untuk mengaktifkan pengiriman pupuk kemanusiaan pertama yang kritis ini oleh WFP, untuk ketahanan pangan global."

"PBB melanjutkan upaya diplomatik yang intens dengan semua pihak untuk memastikan ekspor makanan dan pupuk kritis tanpa hambatan dari Ukraina dan Federasi Rusia, dibebaskan dari rezim sanksi, ke pasar dunia," ujarnya.

'Separuh dari umat manusia'

Sekitar 50 persen populasi dunia bergantung pada produk pertanian yang melibatkan pupuk. Sejak 2019, harga telah melonjak sekitar 250 persen, membuat banyak petani kehilangan produksi.

Dujarric menggunakan contoh pupuk berbasis nitrogen, di mana kekurangan tahun ini dapat mengakibatkan hilangnya produksi tahun depan, dari 66 juta ton tanaman pokok, seperti jagung, beras, dan gandum.

"Menghubungkan kembali pasar pupuk merupakan langkah penting untuk memastikan ketahanan pangan global pada tahun 2023 dan PBB akan terus melakukan segala upaya, dengan semua pihak, untuk mencapai tujuan ini," ucapnya.


Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top