Pulau Energi Pertama di Dunia untuk Kurangi Ketergantungan Eropa pada Russia
TURBIN ANGIN I Ilustrasi pulau energi yang dikelilingi oleh turbinturbin angin berukuran besar. Rencananya pulau energi ini diperluas dari 120.000 meter persegi menjadi 460.000 meter persegi.
Belum dirinci negara-negara mana yang akan merasakan manfaat pulau itu, namun pakar dari Universitas Teknik Denmark, Profesor Jacob Ostergaard, mengatakan kepada BBC bahwa Inggris, Jerman, dan Belanda dapat menikmati listrik dari pulau energi ini. Hidrogen hijau juga akan tersedia untuk industri perkapalan, penerbangan, dan transportasi.
Berdasarkan undang-undang iklim, Denmark berkomitmen mengurangi 70 persen emisi gas rumah kaca pada 2030 dan akan menjadi netral CO2 pada 2050. Desember lalu, pemerintah Denmark mengumumkan diakhirinya semua eksplorasi baru minyak dan gas di Laut Utara.
Langkah Besar
Kepada BBC, Ostergaard mengatakan ini adalah "proyek raksasa". "Ini merupakan langkah besar lanjutan bagi industri turbin angin Denmark. Kami unggul di darat, sudah mengambil langkah di lepas pantai, dan sekarang membangun pulau-pulau energi. Ini semua menempatkan Denmark sebagai pionir," kata Ostergaard.
Proyek ini direncanakan selesai pada 2030, namun menyusul serangan Russia ke Ukraina, pemerintah Denmark mengumumkan akan mempercepat pembangunan sebagai alternatif energi bagi Eropa untuk mengganti pasokan gas dan minyak dari Russia.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya