Publik Jangan Terkecoh Hasil Survei Capres-Cawapres
PILIH PEMIMPIN YANG RASIONAL I Menko Polhukam Mahfud MD usai memberikan keterangan kepada wartawan beberapa waktu lalu. Masyarakat Indonesia harus memilih pemimpin yang rasional dengan memilih pemimpin yang bermutu dan berbobot. Jangan memilih berdasar emosional.
» Rakyat tidak boleh dianggap bodoh karena mereka terus berusaha mencari informasi akurat dan objektif sebelum memutuskan pilihan.
» Penyebarluasan hoaks juga dilakukan melalui media mainstream, dengan menyesatkan fakta sehingga mempengaruhi pikiran masyarakat.
JAKARTA - Konstelasi politik di Tanah Air semakin menghangat meskipun pemilu masih delapan bulan ke depan. Tensi suhu politik yang terus naik itu diharapkan tidak membuat masyarakat atau publik mudah terkecoh dengan berbagai intrik-intrik yang menyesatkan untuk meraih kekuasaan.
Sebagai bangsa yang besar dengan sejarah panjang, Indonesia memiliki tanggung jawab untuk memilih pemimpin dengan bijak dan rasional, bukan dengan mengandalkan popularitas calon yang dibangun di media sosial (medsos) dan hasil lembaga survei.
Aktivis '98, Sulaiman Haikal, yang diminta pendapatnya dari Jakarta, Rabu (26/7), menekankan pentingnya publik, khususnya pemilih, untuk lebih dewasa dengan meninggalkan kebiasaan berpikir emosional dalam menentukan pilihan calon pemimpin negara.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya