Progres Huntap Korban Terdampak Bencana NTT Capai 39,65%
Pembangunan hunian tetap (huntap), berupa rumah khusus (rusus) di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Foto: IstimewaJAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mempercepat pembangunan hunian tetap (huntap), berupa rumah khusus (rusus) di Kabupaten Lembata dan Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pembangunan rusus ini salah satu upaya pemerintah memulihkan kerusakan pascabencana banjir dan longsor akibat badai siklon tropis seroja yang terjadi di sejumlah wilayah di NTT.
"Sesuai instruksi Presiden saat ini tengah dilakukan pembangunan huntap di Kabupaten Lembata sebanyak 700 unit dan di Kabupaten Flores Timur sebanyak 300 unit. Kementerian PUPR akan terus berupaya untuk menyelesaikan pembangunan huntap ini agar masyarakat bisa segera menikmatinya," terang Kepala Satuan Tugas Pelaksana Penanggulangan Bencana NTT dan NTB, Widiarto di Jakarta, Kamis (9/9).
Widiarto menjelaskan sebanyak 700 unit rusus dibangun di 3 lokasi di Kabupaten Lembata yaitu Waesesa (173 unit, progres 77,14 persen), Tanah Merah (294 unit, progres 38,80 persen), dan Podu (233 unit, progres 8,9 persen). Pembangunan rusus sebanyak 300 unit di Kabupaten Flores Timur juga dilakukan di tiga lokasi yaitu Oyangbarang (50 unit, progres 84,9 persen), Saosina (195 unit, progres 20,61 persen), dan Nelelamadike (55 unit, progres 7,6 persen).
Pelaksanaan konstruksi dilakukan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk sebagai kontraktor dan PT Virama Karya sebagai manajemen konsultan. Pekerjaan konstruksi telah dilakukan sejak April 2021 dan direncanakan selesai pada November 2021 mendatang.
"Sampai saat ini, progres fisik konstruksi secara keseluruhan telah mencapai 39,65 persen," kata Widiarto.
Direktur Rumah Khusus Direktorat Jenderal Perumahan, Yusniewati mengatakan pembangunan rusus dilakukan dengan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) Tipe 36 yaitu teknologi konstruksi knock down yang dapat dibangun dengan waktu cepat dengan menggunakan panel beton bertulang pada struktur utamanya.
Lingkup pekerjaan mencakup tiga bagian yaitu struktur (pondasi, kolom balok, rangka atap), arsitektur (lantai, dinding, pintu, jendela, penutup atap, plafond, toilet, dapur, aksesoris), serta MEP dan utilitas (utilitas, kelistrikan, pemipaan air), dan dilengkapi dengan sarana prasarana dasar (jalan lingkungan, drainase dan air bersih).
"Kita membangun huntap ini dengan pendekatan build back better and safer, tidak sekadar membangun kembali, tetapi membangun lebih baik dan lebih aman dari sebelumnya," pungkas Yusniewati.
- Baca Juga: Rentan Koreksi Lanjutan
- Baca Juga: Harga Pangan Selasa Pagi, Daging Sapi Turun Jadi Rp130.350 per Kg
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Mitra Strategis IKN, Tata Kelola Wisata Samarinda Diperkuat
- 2 Amunisi Sehat, Khofifah-Emil Dapat Dukungan Nakes Muda Jatim!
- 3 Semoga Hasilkan Aksi Nyata, Konferensi Perubahan Iklim PBB COP29 Akan Dimulai di Azerbaijan
- 4 Kepala OIKN Sudah Dilantik, DPR Harap Pembangunan IKN Lebih Cepat
- 5 Keren! Petugas Transjakarta Tampil Beda di Hari Pahlawan
Berita Terkini
- Perkuat Ketahanan Demokrasi dengan Partisipasi Warga Negara
- KTT Luar Biasa OKI dan Liga Arab Digelar di Riyadh pada 10-11 November
- Studi Baru Tunjukkan Kaitan Konstipasi dengan Risiko Penyakit Jantung
- Kejari Tolak Penangguhan Penahanan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bekasi
- Bahas Empat Isu Krusial, Kejagung Raker dengan Komisi III DPR RI