Program Lumbung Pangan Tak Atasi Masalah Papua
Menurutnya, pembangunan food estate atau program lumbung pangan harus disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan karakteristik permintaan daerah setempat. "Jika tidak tepat, saya rasa berat bagi pemerintah dalam mengelola proyek tersebut," tegasnya.
Masalah sumber daya manusia (SDM) menjadi kendala sebab tidak semua petani lokal paham cara menanam padi dengan baik dan benar. Pada akhirnya, yang ditarik adalah orang Jawa lagi.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti, mengatakan program ekstensifikasi seharusnya dipertimbangkan lokasi yang strategis. "Saya rasa Papua bukan lokasi yang tepat karena beras bukan makanan utama penduduk Papua," tegas Ether.
Jika pun beras dikirimkan ke Jawa atau Indonesia bagian barat, lanjutnya, maka biayanya akan mahal sehingga harga pokok penjualan (HPP) beras pun akan mahal. Secara teknis harus dilihat kesesuaian Papua untuk dibuat sawah.
"Selain itu, program intensifikasi bisa dilakukan dulu karena lahan sudah ada. Teknologi, infrastruktur dan sarana prasarana (sarpras) pertanian serta bimbingan teknis untuk petani harus dimaksimalkan untuk peningkatan produksi beras," jelasnya.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya