Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Profesor ITS Pelopori Percepatan Pengelolaan Limbah Permukiman di Indonesia

Foto : Istimewa

Siklus daur ulang fosfor, salah satu inovasi yang dapat diakukan dalam pengelolaan air limbah permukiman yang bisa dimanfaatkan untuk industri pangan sebagai pupuk.

A   A   A   Pengaturan Font

SURABAYA - Saat ini pengelolaan air limbah permukiman di Indonesia masih jauh dari kata layak. Hal inilah yang mendorong salah satu peneliti di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Eddy Setiadi Soedjono, dalam mengembangkan strategi untuk mengoptimalkan pengelolaan limbah permukiman di Indonesia.

Guru besar dari Departemen Teknik Lingkungan ITS tersebut mengatakan, idealnya air limbah rumah tangga dialirkan menuju instalasi pengolahan air limbah melalui sebuah sistem perpipaan terpusat yang disebut SPALD-T. Adapun tangki septik (septic tank) yang berada di tiap-tiap rumah akan dikuras setiap tiga tahun sekali dan lumpurnya disalurkan ke instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT).

Namun kenyataannya, berbagai institusi penting hingga permukiman penduduk di Indonesia masih saja membuang limbahnya ke tangki septik. Hal ini disebabkan belum tersedianya sistem air limbah perpipaan secara luas, bahkan hanya 1 persen penduduk yang merasakannya. "Ini yang membuat saya terpikir, bagaimana agar ke depannya ada percepatan dalam pengelolaan air limbah permukiman," ungkap profesor yang akrab disapa Edot tersebut.

Melalui orasi ilmiah saat pengukuhannya sebagai Profesor ke-154 ITS, suami dari Amelia Elly Bouty ini menyampaikan inovasi yang digagasnya. Salah satunya adalah dalam pengembangan teknologi untuk menurunkan kadar amonia pada air limbah komunal. Ia melakukan riset terhadap Anaerobic Amimonium Oxidation (Annamox), sebuah proses penyisihan nitrogen secara biologis yang dapat meningkatkan kualitas air limbah.

Dia turut mendukung program pemerintah berupa Pengembangan Implementasi Jamban Sehat. Ia dan timnya memberdayakan masyarakat, terutama golongan miskin, melalui sosialisasi, pendanaan, dan penerapan teknologi pembuatan jamban sehat. "Hal ini bertujuan agar masyarakat memiliki kesadaran untuk memiliki jamban sehat mandiri dan tidak lagi menggunakan jamban komunal," terangnya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top