![Prevalensi Stunting Indonesia Harus Bisa Capai Satu Digit](https://koran-jakarta.com/images/article/prevalensi-stunting-indonesia-harus-bisa-capai-satu-digit-230729145646.jpg)
Prevalensi Stunting Indonesia Harus Bisa Capai Satu Digit
![Prevalensi Stunting Indonesia Harus Bisa Capai Satu Digit](https://koran-jakarta.com/images/article/prevalensi-stunting-indonesia-harus-bisa-capai-satu-digit-230729145646.jpg)
Foto : ANTARA/HaloPuan
Warga mengikuti program pengurangan stunting.
Ia mengisahkan perjalanannya di Jawa Tengah untuk menurunkan prevalensi stunting. Menurutnya, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, menjadi barometer pembangunan serta perilaku, sehingga jika tiga provinsi itu angka stunting masih tinggi, maka indikator keberhasilan peningkatan kualitas dan pembangunan manusia di Indonesia masih rendah.
"Jawa memang harus digempur, tentunya dengan tidak meninggalkan daerah-daerah lain, tetapi karena Jawa jumlah penduduknya paling tinggi, penanganannya juga harus serius," tuturnya.
Komitmennya tersebut kemudian terwujud ke dalam program penurunan stunting yang ia gerakkan bersama masyarakat, seperti yang ia lakukan bersama kader Fatayat dan Muslimat NU.
"Seperti dapil (daerah pemilihan) saya di Tegal, Brebes, itu teman teman Fatayat membuat Program Sahabat Asuh. Jadi dalam program ini, para kader kesehatan mendampingi keluarga yang berpotensistunting, baik kepada remaja sebelum menikah, yang sedang hamil, juga yang setelah lahir," ucapnya.
Selain itu, lanjutnya, kader juga mendampingi masa pemberian Air Susu Ibu (ASI)dan masa pemberian makanan pendamping ASI (MPASI), sehingga masa eksklusif ASI selama 6 bulan bisa dilakukan ibu dengan benardan mereka dipastikan mengkonsumsi makanan bergizi untuk ASI yang berkualitas.
"Tak hanya di ASI dan MPASI, kalau kebetulan di keluarga ini ada kesulitan ekonomi, maka kader kita yang suplai makanan," paparnya.
Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara
Komentar
()Muat lainnya