Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Stabilitas Kawasan

Presiden Mesir Serukan agar Segera Diwujudkan Gencatan Senjata di Gaza

Foto : AFP/KEPRESIDENAN MESIR

Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi (kanan) bertemu dengan Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Charles Brown di Kairo, Minggu (25/8). Al-Sisi memperingatkan terhadap eskalasi regional lebih lanjut dalam pertemuan tersebut ketika permusuhan lintas batas antara Israel dan Lebanon meningkat.

A   A   A   Pengaturan Font

KAIRO - Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi, mendesak pihak-pihak terkait agar menjalankan upaya mediasi internasional untuk mewujudkan gencatan senjata di Gaza, sembari memperingatkan akan risiko kemunculan medan perang baru di Lebanon.

Seruan tersebut disampaikan al-Sisi saat ia melakukan pertemuan di Kairo pada Minggu (25/8) dengan Kepala Staf Gabungan Amerika Serkat Jenderal Charles Brown.

Seperti dikutip dari Antara, pertemuan itu berlangsung ketika Mesir bersiap untuk menjadi tuan rumah babak baru negosiasi gencatan senjata di Gaza dan pertukaran tahanan antara Israel dan Hizbullah.

Selain mengingatkan mengenai potensi bahaya kemunculan medan pertempuran baru di Lebanon, dia juga dan menekankan pentingnya menjaga stabilitas dan kedaulatan Lebanon.

Al-Sisi menggarisbawahi kepentingan mendukung upaya bersama yang dilakukan Mesir, Qatar, dan AS untuk segera mencapai gencatan senjata di Gaza serta memfasilitasi pertukaran tahanan guna membuka jalan bagi lingkungan yang lebih stabil dan damai di Gaza.

Dia menyoroti kondisi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza serta menekankan perlunya proses politik yang komprehensif untuk membangun negara Palestina sebagai bagian dari solusi dua negara guna membantu menjaga stabilitas regional jangka panjang.

Dukung Perdamaian

Jenderal Brown menyatakan apresiasi AS atas peran sentral Mesir dalam mendukung stabilitas, keamanan, dan perdamaian. Brown menyatakan komitmen AS untuk melanjutkan upaya bersama dalam kerja sama militer guna memajukan kepentingan bersama dan mendukung stabilitas regional.

Pesawat-pesawat tempur Israel melancarkan lebih dari 40 serangan udara di Lebanon selatan pada Minggu pagi, gempuran paling parah sejak serangan lintas batas dengan Hizbullah dimulai pada 8 Oktober 2023. Tentara Israel mengeklaim gempuran itu untuk mencegah Hizbullah melakukan serangan.

Sementara itu, Hizbullah mengatakan pihaknya telah meluncurkan ratusan rudal dan drone ke Israel sebagai tahap pertama pembalasan atas pembunuhan komandan mereka Fouad Shukr di Beirut pada Juli.

Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah Lebanon terlibat dalam baku tembak setiap hari dengan tentara Israel di sepanjang Garis Biru. Pertempuran itu menjatuhkan ratusan korban, yang sebagian besar di antaranya di pihak Lebanon.

Sementara itu, misi penjaga perdamaian PBB di Lebanon atau United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) dan Kantor Koordinator Khusus PBB untuk Lebanon atau United Nations Special Coordinator for Lebanon (UNSCOL) meminta Israel dan Hizbullah untuk berhenti saling serang, saat konflik terbaru antara kedua pihak memanas.

Melalui pernyataan pada Minggu (25/8), UNIFIL dan UNSCOL menyatakan keprihatinan mendalam atas perkembangan terkini di sepanjang Garis Biru atau perbatasan Lebanon-Israel.

Misi dan Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa itu mendesak kedua pihak untuk menghentikan pertempuran dan sama-sama menahan diri dari tindakan yang bisa meningkatkan ketegangan.

"Kembali ke penghentian permusuhan, disusul dengan penerapan resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, adalah satu-satunya solusi berkelanjutan ke depan," demikian dinyatakan dua badan PBB itu, yang beroperasi di Lebanon.

Pada 11 Agustus 2006, Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat mengesahkan Resolusi 1701, yang menyerukan penghentian menyeluruh permusuhan antara Lebanon dan Israel.

Resolusi itu juga menyerutkan pembentukan zona bebas personel bersenjata serta persenjataan di antara Garis Biru dan Sungai Litani di Lebanon selatan, kecuali bagi Angkatan Bersenjata Lebanon dan UNIFIL.

"Kami akan melanjutkan interaksi untuk secara tegas mendesakkan penurunan ketegangan," kata UNIFIL dan UNSCOL.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top