Presiden Meksiko dan Trump Berembuk Setelah Ada Maklumat Terkait Tarif
Arsip - Tangkapan layar Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum Pardo.
Foto: ANTARA/YouTube Sekretariat PresidenMexico City - Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum mengadakan pembicaraan melalui telepon dengan Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump, setelah pernyataan publik dari kedua negara tersebut mengenai kemungkinan penerapan tarif perdagangan bersama dan konsekuensinya.
"Saya melakukan percakapan yang menyenangkan dengan Presiden Donald Trump. Kami mempertimbangkan strategi Meksiko mengenai fenomena migrasi, dan saya mengatakan kepadanya bahwa rombongan (migran) tidak sampai di perbatasan utara karena mereka telah ditangani di Meksiko," tulis Sheinbaum di platform X.
"Kami juga berbicara tentang memperkuat kerja sama dalam masalah keamanan dalam kerangka kedaulatan kami dan kampanye yang kami lakukan di negara ini untuk mencegah konsumsi fentanil," tambahnya.
Pembicaraan tersebut terjadi di tengah pernyataan Trump baru-baru ini mengenai niatnya untuk menerapkan tarif sebesar 25 persen terhadap barang-barang yang berasal dari Meksiko dan Kanada karena masalah imigrasi ilegal yang belum terselesaikan serta masuknya obat-obatan terlarang ke AS.
Sheinbaum kemudian mengirim surat kepada Trump, di mana dia menunjukkan kemungkinan penerapan tarif balasan, yang tidak akan menguntungkan importir terbesar ke AS dari Meksiko, yaitu General Motors, Stellantis dan Ford Motor.
Sebelumnya, Menteri Perekonomian Meksiko Marcelo Ebrard mengatakan pada Rabu (27/11) dalam konferensi pers bahwa upaya baru untuk memberlakukan tarif di AS akan berdampak pada kinerja perusahaan-perusahaan domestik AS di sektor industri dan teknologi yang memasok komponen dari pasar negara tetangga, sehingga sekitar 400.000 orang dapat kehilangan pekerjaan.
Trump sebelumnya berulang kali mengkritik kebijakan imigrasi pemerintahan AS di bawah kepemimpinan Joe Biden, serta berjanji akan memperketat kontrol perbatasan dan melanjutkan pembangunan tembok di perbatasan dengan Meksiko jika terpilih kembali.
Pemilihan presiden berlangsung di Amerika Serikat pada 5 November. Kandidat dari Partai Republik Trump, yang menjabat sebagai presiden AS pada periode 2017-2021, dinyatakan sebagai pemenang.
Kandidat Partai Demokrat Kamala Harris mengakui kekalahan dalam pidatonya di hadapan para pendukungnya.
Dewan Elektoral akan memberikan suara sesuai dengan aspirasi pemilih pada 17 Desember, dan Kongres baru akan menyetujui hasil pemungutan suara pada 6 Januari.
Pelantikan presiden AS akan dilakukan pada 20 Januari 2025.
Berita Trending
- 1 Menag Laporkan Penerimaan Gratifikasi ke KPK
- 2 Dua Petugas Pemilu di Jatim Meninggal Dunia, Tujuh Orang Sakit
- 3 Calon Wakil Wali Kota Armuji Sebut Warga Surabaya Cerdas Gunakan Hak Pilih
- 4 Cuaca Hari Ini, Wilayah Indonesia Umumnya Diguyur Hujan
- 5 KAI Ungkap 35.485 Tiket Kereta Jarak Jauh Terjual Keberangkatan Hari Pilkada